25. Round 20: Cheated, The First Rule's Violation

30 1 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Sudah berjam-jam lamanya, bahkan semenjak Annabeth membuka matanya di pagi hari sampai setelah sarapan selesai. Dan selama itu juga, Annabeth cukup bersabar dan menahan puncak emosinya sejak ia terbangun di kamar yang berbeda—bukan kamarnya—mengetahui fakta ia sudah berada di kediaman Davidson di Paris tanpa sepengetahuannya. Setelah berdiam diri cukup lama di kamarnya bermalam, akhirnya ia memutuskan untuk menemui Edric di ruang bacanya.

            Pintu ruangan tampak sudah terbuka sedikit, seolah memang membiarkan Anna untuk masuk tanpa ijin untuk menemui Edric. Karena itu, Annabeth memasuki ruangan dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya dan mendekati meja baca Edric. Ia menghela napasnya.

            "Aku tidak akan bertanya bagaimana kau sudah merencanakan untuk membawaku ke Paris tanpa sepengetahuanku. Tapi, sayangnya kau sudah melanggar satu peraturan yang sudah aku buat sebagai pihak pertama di sini. Kau tidak ingin menjelaskan hal itu padaku?"

            Setelah beberapa saat terdiam menyelesaikan bacaannya, Edric menutup bukunya dan meletakkannya di meja bulat di sampingnya. Edric kemudian tersenyum simpul seraya memasang wajah polosnya. "Melanggar?"

            "Kenapa. Kita. Tidur. Satu. Ranjang?"

            Kalimat tanya penuh penekanan yang Annabeth tanyakan dengan pandangan terfokus tajam pada Edric tidak membuat Edric goyah. Pria itu justru tertawa renyah di depan Anna.

            "Astaga, Anna. Aku kira hal serius apa."

            "Bisa kau jelaskan sekarang juga?"

            Edric kemudian berdiri dari posisi duduknya, kemudian mendekati Anna langkah demi langkah. Kedua kaki Anna secara spontan membawanya berjalan mundur hingga ia tersudutkan di antara tubuh tegap Edric dan dinding kokoh di belakangnya. Satu tangan Edric berada di samping telinga Anna, sementara ia memasukkan tangan satunya ke kantong celana kainnya. Anna masih tidak mengalihkan pandangannya dari Edric.

            "Pertama.... Kau jelas tahu kita sedang berada di rumah orang tuaku. Dimana kita jelas tahu kita harus 'bersandiwara' dengan baik. Kedua...." Edric sengaja memotong ucapannya sebelum ia mendekatkan wajahnya pada telinga Anna dan berbisik.

            "Bagaimana aku bisa melepaskan diri dari dirimu yang terus meracau seperti anak kecil dan menempel lekat padaku sejak aku menggendongmu yang tertidur begitu lelap. Hm?"

            Edric memiringkan kepalanya, sengaja ingin melihat reaksi Annabeth. Tak diduga, Anna begitu tersentak dan tampak sedikit panik. Wajahnya berubah menjadi pucat pasi seketika. Melihat reaksi yang tidak diduganya itu, membuat Edric kebingungan dan mengerutkan keningnya. Tangannya hendak terulur menangkup wajah pucat Anna, namun Anna sudah lebih dulu menghempaskan tangan Edric dan berlari kembali ke kamarnya.

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang