11. Round 7: Untouchable Devil

79 6 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

"Musim dingin hampir tiba. Apa kau tidak merasa kedinginan sama sekali?"

Hayden menghampiri Annabeth yang baru saja keluar dari kolam renang. Hayden melampirkan handuk putih untuk menutupi tubuh bagian atas Anna. Sudah beberapa jam anna berenang, sementara Hayden menunggunya di tepi kolam. Karena musim dingin hampir tiba, Hayden sedikit khawatir jika Anna berenang terlalu lama.

"Caramu untuk mengenyahkan semua kekesalanmu terlalu unik. Jadi, apa yang terjadi lagi semalam?" tanya Hayden lagi.

Dengan tatapan datar, Anna menjawab, "ah, jangan dibahas lagi. aku sudah muak."

Hayden tertawa. "Kau bisa mengancamnya atas tuduhan penguntitan, bukan? Atau kau ingin aku yang melakukannya?"

"Sounds tempting. But, no. itu tidak akan mempan untuknya. Jika melaporkannya cukup, itu sudah bisa kita lakukan sejak dulu, bukan?"

 Jika melaporkannya cukup, itu sudah bisa kita lakukan sejak dulu, bukan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayden menganggukkan kepalanya setuju.

"Itu benar. jadi, apa karena itu kau tidak ingin menghubunginya hari ini?"

"Tentu saja. untuk apa? Aku tidak ingin bertemu dengannya saat ini. Memuakkan." Jawab Annabeth sinis.

Hayden kembali tertawa. Yah, tentu saja ia setuju dengan Anna. Ini bukan pertama kalinya mereka berurusan dengan seorang Edric. Jika saja dia adalah lawan yang mudah, mungkin mereka bisa mengurusnya sejak dulu. Edric benar-benar bukan orang yang bisa diremehkan begitu saja. Orang seperti Edric, sekali ia memutuskan suatu hal, mungkin ia benar-benar tidak akan melepaskannya sampai ia mendapatkan tujuan akhir itu.

Keduanya memasuki mansion dengan santai. Ketika Annabeth melewati ruang tengah, hendak melangkahkan kedua kakinya pada tangga, samar-samar ia mendengar suara dua orang tengah berbincang dan tertawa bersama. Begitu menolehkan kepalanya, kemudian mendekat ke sumber suara, Annabeth mengerutkan keningnya saat ia mendapati ayahnya tengah berbicara dengan orang yang saat ini sangat ia hindari eksistensinya.

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang