19. Round 14: Suffering

37 3 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

"Sekali lagi, aku harus mengucapkan selamat atas pernikahanmu."

            Suara taylor yang hampir disertai dengan tawa tertahannya, nyatanya membuat Anna mendengus. Mereka baru saja menyelesaikan pemeriksaan pada Anna, namun sejujurnya Taylor sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk menggoda Anna semenjak temannya itu memasuki ruangan.

            "Ini lebih mirip melakukan pernikahan karena pekerjaan atau bahkan justru lebih buruk dari pernikahan formal itu. Ini benar-benar akan menjadi awal dari penderitaanku." Gerutu Anna dengan kedua tangan yang dilipat di depan dadanya.

            Sementara itu, Taylor tertawa mendengar gerutuan Anna.

            "Satu hal yang perlu disyukuri. Kalian akan tidur terpisah. Kalau begitu, kau akan aman, kan? Yah, kalau untuk urusan rumah tangga lainnya, kau harus mengatasinya dengan hati-hati."

            "Ck, itupun harus kulakukan susah payah dengan menjual jiwaku pada setan itu. perjanjian mengerikan itu, ah, damn it. Aku benar-benar tidak menyangka akan memberikan seluruh jiwaku pada setan sepertinya." Satu tangan Anna kemudian terulur memegangi pelipis kepalanya, seolah baru saja menyesali keputusannya yang terlalu impulsif.

            "Tidak seluruhnya. Kau masih memiliki sisa jiwa itu untuk menjaga sisa kewarasanmu. Jadi, kapan pernikahannya?" tanya Taylor kemudian.      

            "Sekitar 2 bulan lagi. Itupun jika sesuai rencana. Ah, bahkan aku baru saja mulai bekerja, tapi aku harus disibukkan dengan hal tidak penting seperti ini."

            "Ckckck, berhentilah menggerutu. Tapi, apa pria itu tidak akan kewalahan saat menyiapkannya dalam waktu kurang dari 2 bulan?" Taylor harus mengentikan Anna yang terus-terusan menggerutu—tidak seperti biasanya—di depannya dengan wajah kusut seperti itu.

            "Karena itu, aku mengatakan jika sesuai rencana. Entah apa yang ia pikirkan saat dengan percaya dirinya akan menyiapkan pernikahan dalam waktu secepat itu. Hah, sombong sekali."

            Bukan maksud Anna untuk mendoakan hal lainnya untuk persiapan pernikahannya. Tapi, sejujurnya ia sendiri pun tidak percaya Edric akan bisa menyiapkannya dalam kurun waktu secepat itu. Ia justru semakin takut jika tidak berjalan sesuai rencana dan mempermalukan dirinya serta kedua orang tuanya. Saat ini, dia sudah memegang tanggung jawab penuh untuk keluarganya, karena itu dia harus menjaga nama baik orang tuanya juga. Kesalahan kecil saja akan menyebabkan dampak besar untuk hidupnya.

            Taylor tertawa kecil dengan menggelengkan kepalanya terheran dengan Anna. "Kau benar-benar membencinya." Taylor baru saja selesai menulis surat rujukannya untuk Anna, kemudian menyerahkannya. "Baiklah, ini stok obatmu. Selain itu, apa kita perlu mengganti jadwal terapimu juga?"

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang