꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂
꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂
Rasanya menghabiskan musim panas di negara orang lain, tidak akan lengkap jika tidak pergi belanja. Entah hanya untuk sekedar melepas rasa penat dan stress, atau karena memang ingin memenuhi keinginan berbelanja semata. Bagi Annabeth, dia memang suka belanja, tapi ia juga sedang ingin melepas beban pikirannya selama beberapa waktu terakhir. Itulah gunanya liburan musim panasnya kali ini. Ia juga membawa Hayden pergi bersamanya
Setelah membeli beberapa pasang baju dan sepatu untuk dirinya sendiri, Annabeth mengajak Hayden memasuki toko baju pria. Annabeth meminta pegawai di sana membawakan beberapa pasang kemeja dan kaos santai yang sudah dipilihnya. Kemudian, ia meminta Hayden untuk segera mencobanya di kamar pas. Belum sempat hayden menolak permintaan Annabeth yang dianggapnya berlebihan, Anna sudah memperingatinya jika ia menolak penolakan.
Selama Hayden mencoba beberapa pakaian, ponsel hayden terus berdering, entah dering nada panggilan atau pesan masuk. Karena hayden mengira itu adalah hal mendadak, ia segera membuka ponselnya sebelum mengganti pakaiannya yang lain. Hayden menggelengkan kepalanya ketika ia mendapati pesan yang rupanya dari 'pria itu'. Karena turut kesal, awalnya Hayden ingin membalas pesan itu dengan sarkas, namun Hayden tetap keluar dari ruang pas dan menghampiri Annabeth.
"Anna, dia meminta bertemu lagi." Ucap Hayden sembari menyerahkan ponselnya, memperlihatkan isi pesan dari pria bernama Edric itu.
Annabeth menerima ponsel Edric sembari menghela napasnya. "ternyata ini cukup melelahkan daripada mendengarkan ocehanmu dan taylor biasanya, astaga."
Hayden hanya tertawa, kemudian menjawab, "kau akan terbiasa."
Sementara itu, Anna tidak menanggapi ucapan Hayden. Jemarinya sibuk mengetikkan pesan balasan untuk Edric.
"Sampai jumpa di club hotel X."
Akhirnya, setelah Annabeth membayar beberapa pasang baju untuk Hayden, keduanya memutuskan untuk kembali ke hotel sekarang. Di perjalanan, sebuah nada panggilan masuk menginterupsi Hayden yang sedang menyetir. Hayden kemudian menyambungkannya ke panggilan Bluetooth mobil.
"Hayden speaking."
Hayden memasang indra pendengarannya dengan tajam, kedua matanya terfokus lurus menatap jalanan, namun rahangnya mengeras sampai ketika panggilan itu berakhir. Raut wajah Hayden tidak bisa terbaca, namun otaknya langsung memikirkan berbagai cara untuk melindungi Annabeth saat ini juga.
"Ah, bukankah ibu pernah mengatakan dia punya seorang teman di sini? Tapi, aku lupa siapa namanya. Apakah aku harus berkunjung? Kupikir-pikir, aku belum pernah bertemu dengannya juga." Celetuk Anna tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
The DEVIL's Game (ON GOING)
Romance#The Heirs Series (4th) Sejak pertemuan pertama itu, Edric Charles Davidson, tidak pernah menyadari jika ia sendiri yang sudah memulai permainan berbahayanya. Hanya karena ketertarikannya dengan seorang wanita yang tidak di ketahui kehidupannya, wan...