29. Round 24: Guilty Feeling

12 1 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Pagi hari ini, setelah melakukan perjalanan selama beberapa jam menuju tujuan utama mereka, akhirnya mereka tiba. Butik Agathe, ibu Roxanne. Tidak ada waktu istirahat untuk Anna untuk tidak memperlihatkan sedikitpun jarak diantara mereka berdua. Edric dan Annabeth masuk bersama bergandengan tangan.

            Rupanya, Agathe yang sudah menunggu mereka semenjak pagi hari sebelum butik buka, kini sudah berdiri di depan pintu masuk dan mengembangkan senyum senangnya.

            "Lama tidak berjumpa, Aunty." Sapa Edric sembari memberi salam kecupan singkat.

            "Iya, iya. Hm, Kabarmu semakin baik, bukan?"

            Edric tertawa renyah. "Tentu saja, Aunty. Seperti aunty yang terus dimanjakan oleh paman." keduanya tertawa menanggapi.

            "Ah, iya. Perkenalkan calon istriku, Annabeth. Anna, dia Agathe, ibu Roxanne, yang sudah kubicarakan."

            Annabeth mengulurkan satu tangannya dan tersenyum manis. "Panggil saja aku Anna, Aunty. Senang bertemu denganmu. Edric berkata butikmu sangat terkenal di sini."

            "Tentu saja. Wah, kau cantik sekali rupanya. Tidak heran Edric sampai memutuskan untuk menikah secepat ini." tawa riang Agathe tidak luput dari telinga Anna. Saat itu, Anna berpikir jika Roxanne pasti mendapatkan gen sifat manis dan berjiwa sosial tinggi dari ibunya.

            "Terima kasih, Aunty."

            Agathe menggiring keduanya memasuki butiknya sembari berbincang ringan. Agathe yang berjalan diantara pasangan itu benar-benar tidak bisa menyembunyikan tawa riangnya saat ini. Ia terus mengaitkan kedua lengannya pada lengan Anna dan Edric tanpa peduli orang-orang yang menatap kedekatan mereka. Mungkin saja, mereka berpikir Agathe sedang bertemu anak dan menantunya.

            "Ckckck. Kau ini pulang ke Paris hanya pada saat-saat tertentu saja dan jarang mengunjungiku. Apa aku sudah tidak berguna lagi bagimu, huh? Sekalinya mengunjungiku, sudah membawakan undangan dengan calon ibu."

            Seperti sosok ibu pada umumnya, yang ia bicarakan selalu saja tentang rengekan kerinduan dan berujung pada pernikahan. Agathe tertawa.

            Dengan polos, Edric menjawab, "maafkan aku, Aunty. Aku benar-benar sibuk menyiapkan pernikahan dan bekerja, bahkan aku memang sengaja tidak memberi tahu Felix dan Roxanne dahulu sebelum ini. Jadi, tentu saja kau yang pertama mengetahuinya sebelum mereka." Kekeh Edric memberi hiburan.

            Agathe menggelengkan kepalanya. "Tidak, ucapan maafmu itu belum cukup. Apalagi kau sudah membuatku dan pegawaiku bekerja lebih untuk gaun mendadak ini. Kau harus membayar lebih untuk yang satu ini." candanya.

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang