꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂
Malam hari yang tenang setelah pagi dan siang hari yang melelahkan untuk Annabeth. Kini, Anna berada di dalam kamarnya, terus memikirkan pesta pertunangannya yang baru saja selesai digelar di kediaman Davidson setengah hari ini. Sesuai rencana awal, memang bukan pertunangan mewah layaknya para artis dan pejabat lakukan pada umumnya. Namun, dengan begini saja sudah membuat Anna kelelahan. Mungkin saja, ini semua karena bukan termasuk pada rencana awal hidupnya sendiri.
Annabeth menyentuh cincin tunangan yang tersemat di jari manisnya, kemudian merabanya pelan. Dipikirkan kembali, sebenarnya barang ini pun tidak diperlukan untuknya. Ia berpikir barang kecil seperti ini hanya akan membuatnya repot, karena pada akhirnya ia hanya akan memiliki jejak memori yang tertinggal ketika Anna sudah tidak menginginkannya lagi. Anna tidak menyukainya.
Melepas cincinnya, Anna kemudian menghela napas lelah. Beberapa saat kemudian, sebuah pesan masuk di ponselnya. Benar-benar tepat waktu.
"Selamat atas pertunangan kalian! Aku akan selalu mendoakan untuk kebahagiaanmu! Apapun jalan yang akan kau pilih mulai dari sekarang, aku pasti akan selalu mendukungmu!"
Sherinne yang manis. Anna tersenyum membayangkan sherinne yang akan mengucapkannya dengan nada menggebu.
"Satu langkah awal sebelum hari besar. Kau berhasil melewatinya. Selamat atas pertunanganmu."
Seperti yang diduga, seorang Taylor West. Walaupun akan terdengar datar saat Taylor sendiri yang mengucapkannya, tapi tetap saja Anna menyukai sisi Taylor ini.
"Nona besar kami sudah dewasa! Selamat atas pertunangannya, Nona! Itu adalah ucapan dari seorang asisten pribadi yang sudah menemani jalan Nona selama 4 tahun terakhir. Sebagai temanmu, aku akan selalu mendoakan untuk jalan terbaik yang selalu kau pilih dan mendukungmu! Sekali lagi, selamat atas pertunangannya!"
Ucapan selamat Hayden membuat Anna mendengus kecil. Pria itu seolah mengatakannya sebagai ucapan perpisahan.
Setelah selesai membaca pesan-pesan ucapan selamat itu, Anna segera membersihkan dirinya untuk menyegarkan kembali tubuh dan pikirannya, kemudian turun kembali ikut berkumpul bersama dengan yang lainnya.
Saat Anna sudah di ruang kumpul bersama yang lainnya, ia mengitarkan pandangannya mencari sosok Edric yang tidak terlihat semenjak mereka kembali dari pesta. Axelle yang duduk di sampingnya pun menyadari gelagat Anna.
"Apa kakak mencari Kak Edric?"
"Oh? Hm, apa dia masih di kamarnya?"
Axelle menggelengkan kepalanya. "Dia sedang pergi keluar. Tapi, entah kemana. Sepertinya masalah pekerjaan, karena dia tampak buru-buru."
KAMU SEDANG MEMBACA
The DEVIL's Game (ON GOING)
Romance#The Heirs Series (4th) Sejak pertemuan pertama itu, Edric Charles Davidson, tidak pernah menyadari jika ia sendiri yang sudah memulai permainan berbahayanya. Hanya karena ketertarikannya dengan seorang wanita yang tidak di ketahui kehidupannya, wan...