4. ROUND 2: This is How The Game Starts

85 9 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Round 2 = Present time

Setelah kejadian beberapa tahun yang lalu, Annabeth benar-benar mengadaptasikan dirinya menjadi putri tunggal keluar McKenzie dengan baik dan sempurna. Setelah ayahnya, Elmar, memutuskan untuk menunjukkan Annabeth pada dunia, saat itu juga dunia mengetahui betapa sempurnanya sosok Annabeth sebagai seorang wanita terhormat. Annabeth Quinsha McKenzie, dengan citranya sebagai wanita berkelas, anggun, dan penuh charisma. Tidak ada satupun pria yang akan melewatkan kesempatan untuk menghampiri dan mencoba mengakrabkan diri dengannya yang juga ramah dan mudah untuk didekati. Dengan kata lain—untuk para pria—Annabeth bisa dipanggil sebagai seorang boy killer.

Dua hari setelah pesta selebrasinya sebagai direktur baru untuk perusahaan keluarganya, kini tiba saat dimana ia memasuki medan perang sebagai seorang pebisnis yang telah diharapkan banyak orang. Dengan anggun dan senyum ramah terukir di wajah cantiknya, Annabeth melangkah percaya diri memasuki ruang lobi perusahaan. Di belakangnya, seperti biasa, Hayden mengekor bersama dua sekretaris yang sudah ditunjuk sebelum Annabeth masuk kerja.

Setibanya Annabeth di ruang kantornya yang berada di lantai paling atas bersama ruangan jajaran direktur dan sekretaris lainnya, ia menduduki kursi besarnya. Salah satu sekretarisnya, Sherine, tampak sudah siap dengan nampan berisi secangkir teh panas yang selanjutnya ia letakkan di atas meja kerja Annabeth.

"Silahkan, Nona." Sherine tersenyum lembut.

"Terima kasih, Sherine. Kalian boleh kembali ke tempat kalian."

Suara yang ramah, lembut, dan sopan. Annabeth benar-benar seperti malaikat.

Memulai kesibukan pertamanya, Annabeth mengecek beberapa tumpukan dokumen yang sudah disiapkan sekretarisnya pagi sebelum ia datang pagi tadi. Sembari membolak-balikkan kertas demi kertas, membaca satu dokumen ke dokumen lainnya, di tengah tumpukan dokumen penting itu, Annabeth melihat nama yang tak asing lagi.

Davidson group.

Tepat saat itu, Sherine menghubungi Anna lewat intercom, mengatakan jika ada panggilan masuk untuk Annabeth.

"Baiklah, sambungkan untukku."

Panggilan pun tersambung pada pemanggil yang belum menyebutkan identitasnya pada Sherine sebelumnya. Bahkan, Anna tidak mempertanyakan hal itu juga.

"Annabeth speaking." Sapa Annabeth lebih dulu.

"Wow. Apakah aku berbicara dengan orang yang sama dengan orang yang pernah kutemui 3 tahun yang lalu?"

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang