32. Round 27: A Question Mark

16 2 0
                                    


꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Tepat pada malam hari itu, Annabeth dan Edric berpamitan pada Cera dan Raphael. Kini, mereka sudah berada di landasan udara tempat jet pribadi Edric sudah bersiap bersama sang pilot. Beruntung Nathalie tidak kembali merengek karena keputusan mendadak Edric untuk segera kembali ke Amerika malam ini juga.

Diam-diam, Edric dan Leo menggunakan berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memastikan jika Nancy tidak akan pergi keluar dan mengikutinya lagi.

Di dalam mobil, Edric menoleh pada Anna yang sedang memandangi jalanan.

"Kau bisa tidur lagi jika kau ingin."

Sebenarnya, Edric sedang menyindir Annabeth saat kejadian terakhir kali.

"Aku tidak mengantuk. Ah, dan saat itu aku sedang kelelahan dan memang sudah seharusnya aku pulang kembali ke rumah."

Terdapat penuh penekanan pada tanggapan Anna, seolah wanita itu sedang menegaskan kembali apa yang sudah terjadi terakhir kali.

Edric tertawa. "Aku yakin jika aku memberti tahumu yang sebenarnya saat itu, kau pasti akan menolakku."

"Kau seyakin itu?" Annabeth menyipitkan kedua matanya, menggoda Edric. "Mungkin jika kau mengatakan alasannya adalah untuk masalah pernikahan kita... aku juga tidak akan masalah."

Mendengar jawaban yang sedikit meragukan itu, Edric mengangkat kedua alisnya. "Benarkah? Wah, baru kali ini dugaanku meleset dari biasanya."

Annabeth tersenyum miring dan tiba-tiba melakukan hal yang tidak terduga lainnya. Tubuhnya mendekat—lebih tepatnya, menempel—pada tubuh samping Edric, satu tangannya kemudian terangkat dan menyentuh dagu Edric. ia mengusapnya perlahan.

"Ini adalah peran dan tugasku sebagai pasanganmu, kan?"

Terprovokasi dengan tingkah Anna, Edric pun menarik Annabeth sampai wanita itu duduk di atas pangkuan Edric. Edric tersenyum miring kemudian.

"Bisakah kau jelaskan lebih rinci maksud ucapanmu itu?"

"Tentang?"

Sikap santai Anna seolah ia sudah terbiasa dengan perlakuan Edric.

"Peran dan tugas yang kau bicarakan itu."

Edric menatap lurus Anna yang seharusnya bisa membuat Anna meleleh saat itu juga. sementara itu, Anna tersenyum miring, menggigit bibir bawahnya, kemudian mendekatkan kepalanya pada Edric. Siapapun—bahkan, Edric—pasti mengira Anna akan memberinya kecupan panjang yang dalam dan seksi. Namun, nyatanya Anna hanya membawa bibirnya ke samping telinga Edric, kemudian berbisik.

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang