12. Round 0.5: Seeking for Cinderella's Identity

61 4 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Rencana awalnya, Edric ingin menyegarkan pikirannya dan mencoba meraih kembali kehidupannya seperti sebelum ia bertemu Elizabeth. Namun, bagaimanapun juga rencana itu tidak berhasil. Kemanapun edric pergi, dimanapun ia berada, satu nama wanita itu terus menghantuinya. Tidak ingin menenggelamkan diri pada ketidakpastian, akhirnya ia berusaha untuk mencari info tentang wanita itu. kini, ia sedang menunggu seorang detektif swasta yang bekerja dengannya.

Nada dering pertama baru saja berbunyi, dan saat itu juga Edric mengangkatnya tanpa melihat siapa nama pemanggil di layar.

"Katakan."

"Aku tidak yakin ini adalah orang yang sama yang kita cari atau bukan, tapi aku sudah mengirim file ke emailmu."

Tanpa menutup panggilannya, Edric mengambil tablet yang ada di meja kecil di depannya, lalu membuka kotak masuk e-mail yang dikatakan Gellard, detektifnya. Ia mencoba membuka satu persatu foto dan tulisan yang tertera dengan rapi di layar tablet itu. semakin ia membaca dokumen itu, semakin dalam kerutan pada keningnya.

Foto yang sama, begitupun dengan nama. Hanya satu hal, statusnya yang dinyatakan sudah mati membuat Edric tercekat dan tidak bisa berkata-kata.

"She's..... dead?"

Pertanyaan itu seolah tertuju pada dirinya sendiri. meyakinkan dirinya apakah ini adalah info yang ia cari selama beberapa hari ini. apakah dia adalah orang yang sama yang membuatnya putus asa. Bahkan, informasi ini benar-benar tidak membantu sama sekali.

"Apa benar dia orang yang kita cari?" tanya Gellard kemudian.

"Aku yakin ini dia. Wajah yang sama, lekuk bibir yang sama. Rambut, mata, hidung. Semuanya sama, tapi...."

Lagi-lagi, Edric tidak bisa memercayai apa yang sedang ia lihat sekarang. Bahkan, untuk menjelaskannya saja, rasanya ia sudah hampir merasa gila.

"Right. Dikatakan ia sudah tiada 3 tahun yang lalu. Lalu, siapa wanita yang bersamamu saat itu, Ed?"

Rasanya otak Edric kini dipenuhi dengan segala pertanyaan rasa keingintahuan yang begitu banyak hingga menimbulkan sakit kepala sesaat. Terlalu banyak pikiran, edric sampai tidak tahu apa yang harus ia lakukan atau katakan lagi pada Gerrald. Akhirnya, ia memutuskan panggilan tanpa berkata apapun lagi.

Edric duduk terdiam. Ia terus memikirkan kebenaran dari berita yang baru saja ia dapat. Selain itu, iya juga terus memastikan diri jika berita tersebut tidak benar. edric merasa ada suatu hal yang mungkin saja terlewat. Suatu hal yang mungkin masih tersembunyi.

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang