3. ROUND 0.2 - Cinderella's Glass Slipper

95 7 0
                                    

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂꧁꧂

Round 0.2 = Past time

Pagi yang cerah dan tenang, Annabeth menikmati sarapannya sendirian. Hayden, pria itu, entah kemana pagi-pagi sudah tidak berada di kamar hotel saat Anna bangun dan mencarinya. Tak ingin melewatkan pagi tenangnya itu, Anna langsung pergi sarapan sendiri. Bahkan menu sarapan hari ini benar-benar menggugah selera anna hingga membuatnya terus tersenyum dan menggumam betapa lezatnya makanan ini. Suapan terakhir, Hayden datang menghampiri Anna yang baru saja menenggak air mineralnya.

            Setidaknya, setelah melihat maksud kedatangan Hayden ini, anna bersyukur ia sudah menyelesaikan sarapannya. Jika tidak, entah jadi apa makanan yang dibuang sia-sia ini nantinya.

            "Sepertinya pesan ini untukmu." Hayden menyerahkan ponselnya pada Annabeth.

            Anna mengambil ponselnya dan segera membacanya dengan pikiran mendapatkan pesan penting dari ayahnya.

            [xxx-xxxxx]

            Hei, ini aku. Selamat pagi, Nona Elizabeth.

            Ternyata, yang anna dapatkan hanyalah pesan basa-basi yang seharusnya Hayden katakan lebih rinci lagi tadi. Karena itu, setelah membaca pesan mengerikan itu, Anna mendongak menatap Hayden. Pria itu tampak hanya tersenyum dengan raut wajah tanpa dosanya. Menyebalkan sekali.

            "Hm? Kau tidak akan membalasnya?" Hayden mengerutkan kening terheran saat Anna mengembalikan ponselnya.

            "Tidak. Biarkan saja." ketus Annabeth.

            "Hah, ada apa ini? biasanya kau akan meladeni mereka dan membuat mereka menemuimu. Apa.... Kau sudah bosan?"

            Jika saja Hayden tidak sedekat ini dengan Annabeth, mungkin anna akan menganggap pertanyaan vulgar ini pantas dibalas dengan tamparan yang keras. Namun, Annabeth justru tertawa sinis mendengarnya.

            "Bukan, bukan begitu. Hanya saja tidak dengan pria ini. dia ini... bukan tipe pria yang akan menurutiku. Kau mengerti maksudku, kan?" Annabeth tersenyum miring kemudian.

            Annabeth bukan tipe gadis polos yang tidak mengerti kehidupan percintaan dewasa. Dengan kecantikan dan kecerdikannya itu, dia bisa saja menarik semua pria untuk berlutut padanya. Walapun pada kenyataannya, memang itulah yang anna lakukan. Dia tidak akan mendorong jauh para pria yang terang-terangan mengajaknya berkenalan. Hanya sebatas itu.

            Hayden menganggukkan kepala beberapa kali, namun mnegerutkan kening beberapa detik kemudian.

            "Aku tahu. tapi, disanalah masalahnya. Kau lihat sendiri, kan? Kurasa dia tidak akan berhenti begitu saja." ucap hayden kemudian.

The DEVIL's Game (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang