Hidup sebatang kara memang sudah menjadi hal biasa bagi seorang Bian Revana, keras dunia sudah dia rasakan sejak kematian kedua orang tuanya saat itu umurnya masih 8 tahun
Bertahun-tahun menjalani kehidupan bagai di neraka menghadapi kejamnya ibu kota, seperti anak seusia nya yang masih butuh bimbingan dan kasih sayang, Bian harus di hadapkan dengan amukan masa karena dirinya ketahuan mencopet
Yah untuk bertahan hidup Bian terpaksa melakukan nya bersyukur otaknya yang sangat pintar membuat dia masih merasakan bangku sekolah dengan beasiswa full
Seiring berjalannya waktu Bian sudah meninggalkan pekerjaan haram nya dan mulai bekerja di salah satu cafe dengan bantuan wajah memelas dan kesombongan otaknya
"Bian hari ini lu ulang tahun kan, kita rayain di club' gimana"
Hingga satu kalimat membuat hidup nya berubah 360° dimana dia seperti orang gila meminum minuman haram yang baru pertama kali dia coba
Dan terbangun dengan seorang perempuan tanpa busana di sampingnya
"Eng-gak maaf mba sa-saya."
"Ka-kamu"
Bian tak pernah sefrustasi ini sebelumnya menghancurkan kehidupan orang lain bukan lah tujuan nya bahkan tak pernah terbesit dalam pikiran nya
"Dasar bocah tak tau diri, kau membuat anakku kehilangan masa depannya pergi kau dari hadapanku"
"Tidak ayah, anak remaja ini adalah ayah dari anakku aku akan ikut dengan nya."
"Kau berani melawanku hanya demi bocah ini Risa"
"Ma-maafkan aku tu-tuan a-ak~"
"PERGI"
Setidaknya ada hikmah di balik semua ini, Bian yang mulai menerima dan bersyukur akan kehidupannya dengan Risa yang sangat keibuan membuat Bian merasa punya keluarga
Demi memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya Bian mulai melamar pekerjaan kerena Bian lulus sekolah di usia 16 tepat satu bulan setelah kejadian malam itu, namun karena umurnya yang masih belum mencukupi akhirnya mau tidak mau Bian harus kerja serambutan termasuk bekerja di cafe tempat biasanya.
"BIAN" sebuah teriakan membuat Bian menoleh mengabaikan adukan semen di tempat cikalbakal gedung bangunan itu
" Ada apa Nizar"
"Mba Risa, mba mau melahirkan."
Seketika Bian panik menarik Nizar ia pergi meninggalkan tempat kerja nya dengan tubuh kotor bekas kecipratan semen
"Nizar cepet anterin gue ke mba Risa"
Masih membekas di ingatannya saat tangan-tangan mungil itu menyentuh wajahnya saat suara tangisan memancing air matanya keluar
"Kembar laki-laki." Bian tersenyum dia tak sabar menggendong kedua putra nya dan menemui Risa yang sudah berjuang melahirkan para pangeran nya ke Dunia
Tapi sepertinya dunia memang tak semudah itu luluh
"Namun sayang ibunya telah meninggal dunia."
Bian menatap dokter itu dengan tatapan kosong
Di atas gundukan tanah merah yang terawat Bian mendoakan Risa wanita pertama dan terakhir nya meski dia tak mencintainya tapi Bian ingat pesan Risa meski tanpa cinta sepasang kekasih namun mereka adalah keluarga
"Papa apa mama gak kedinginan tidul disini."
"Iya papa yuk ajak mama pulang."
Mendengar itu Bian hanya tersenyum tangan nya mengelus rambut si kembar dan berjongkok menyamakan tinggi mereka
"Arza Arzi mama sudah bahagia di sana, mama gak bisa pulang karena Tuhan lebih sayang mama, jadi sekarang kalian sama papa aja."
Meski sulit Bian berhasil membuat si kembar mengerti, waktu berjalan dengan cepat tak terasa si kembar memasuki usia 5 tahun, membuat Bian bangga tentu saja dia yang tak memiliki orang tua sanggup membesarkan putra-putranya dengan baik
Namun satu hal yang tak di mengerti Bian akan kedua putra kembar nya
Bian yang sedang tidur merasakan berat pada dadanya, karena sesak dia membuka mata dan kaget melihat si kembar sedang duduk di atas tubuhnya
"Papa bangun ayok kita salapan."
"Baiklah kalian turun dulu papa gak bisa nafas." Panik si kembar langsung turun dan meraba raba dada ayahnya
"Papa mana yang sakit, bial alzi yang obatin."
"Papa minum obat gak gak papa ayo ke lumah sakit."
"Hahh papa gak apa-apa"
"Bohong" serentak si kembar
Kenapa anaknya bisa overprotektif kepadanya?
#tbc
Cuman coba coba yah biasalah

KAMU SEDANG MEMBACA
Overprotektif Boy [END]
Teen Fiction||Ganti Cover||... ||⚠️Murni ideku😚 jangan diplagiat ide itu mahal❤️|| Orang tua overprotektif ke anak ❎ Anak overprotektif ke ayah ✅ "Papa gak boleh makan pedes nanti sakit lagi." "Papa, mulai sekarang arza yang anter jemput, jangan bawa kendaraa...