~13~

3.9K 428 51
                                    

"Hiji dul telu HIYAHHH." Pintu di tendang lalu menampakan penampakan kamar Bian yang berantakan penuh darah

"Uncle?." Ketiganya membelalakan matanya kaget lalu mengarahkan pandangan mereka mencari Bian

"PAPA."

***

"ngghh SELAMAT PAGI DUNIA PENUH TYPU MUSLIHAT." teriak Bian setelah proses pengumpulan nyawa selesai

Dengan wajah bantal Bian mencuci mukanya dan berlari menari-nari merayakan kesembuhannya

Emang yah namanya juga anak Sholeh sakit cukup satu hari ajh

Masih memakai piyama Bian belum ngeh jika sedang di perhatikan Abraham

"Bagus baru sembuh udah pertakilan."

"Astaghfirullah syaiton." Kaget Bian terjatuh dengan tidak elitnya

"Ngapain di sana bapakkk." Teriak Bian malu saat di pergoki sedang menari random

"Mengecek anak nakal." Ujar Abraham lalu menarik tangan Bian dan menggendongnya

"Apaa ini sungguh tindakan pelecehan yang nyata." Bian melompat dari gendongan Abraham yang mengeram tidak senang

"Lagi pula aku sudah jadi ayah juga." Ucap Bian lalu berlalu meninggalkan Abraham dengan tangan mengepal

Bian bersenandung ria manatap para bodyguard yang tampaknya makin banyak saja memenuhi mansion ini

Sedikit memikirkan tingkah Abraham yang tampak agak aneh hari ini tapi dia mengedikkan bahu merasa tak peduli

Bian sampai di tangga bersiap untuk meluncur mengingat hari ini hari Jumat yang mana si kembar masih sekolah

Hoho

Bian mengambil ancang-ancang lalu mulai meluncur di pegangan tangga favoritnya

"Yuhuuuuuuu hey cantik." Ucapnya saat melewati Poto risa yang berpose dengan memamerkan ototnya

Happ

"Papa." Bian tersenyum canggung melongok tak percaya

"Arza?." Sang empunya nama mengangguk dengan masih mengendong koala ayahnya Arza pergi ke taman

Bian sudah bercucuran keringat dingin, Kenapa anak nya ada di rumahh

"Arza gak sekolah nak?." Tanya Bian sedikit menggerakkan badannya gelisah

"Diam papa." Ucap Arza dingin Bian mengerut lalu menyembunyikan wajahnya pada bahu Arza

"Papa sudah bangun?." Tanya Arzi yang mengambil alih tubuh Bian

"Arzi papa jangan di gendong."

"Oh papa cuman mau di gendong arza?." Tuntut Arzi

"Gak gitu hah." Untuk hari ini nampaknya Bian harus mengalah

"Kenapa Arzi Arza gak sekolah?." Tanya Bian pipi nya menempel pada bahu lebar Arzi di belakang Arza tersenyum sesekali menggoda ayahnya dengan mencuil pipi tembam itu

"Arzaa jangan jahil papa jewer nih." Ancam Bian Arza tersenyum kecil

"Nah sudah sampai."

"Selamat pagi bunda, mba, Jack dan ponakan." Ucap Bian melihat seluruh keluarga Nelson minus Zico dan Abraham

"Kita piknik ceritanya?." Tanya Bian yang di benarkan Oma Eni

"Nah makan dulu dek, bunda sudah siapkan kue tart strawberry khusus buat adek." Ucap Oma Eni dengan senyum cantiknya

Overprotektif Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang