~38~

875 67 6
                                    

Si kembar berlari tak peduli pada orang-orang yang mereka tabrak yang kini mereka pikirkan adalah bahwa duplikat mirip ayah mereka ada di sekolah ini

"Kemana?."

"Hubungi mereka. Asek" Arza mengangguk dia mendial para babu nya yang bertugas memantau Bian

"Paan sih." Julid Andrew

"Dimana papaku brengsek." Marah Arza esmosyi

"Maaf tuan muda tuan gemoy ada di lapangan." Arza dan Arzi saling melirik mereka mempunyai satu pikiran yang sama

"Ngapain dia di sana?." Tanya Arzi pada Arza

"Ada lomba mewarnai?." Balas Arza asal yang di balas Andrew datar ah ternyata mahkluk itu juga ikut

"Tuan gemoy menghadiri event sekolah tentang cara memancing akhlak." Setelah mendapatkan jawaban Arza menutup telepon lalu menatap dua adik laknatnya

"Kuy lapangan." Katanya

"Gas."

Disinilah mereka di lapangan yang penuh dengan para manusia yang berlalu lalang mata mereka jelalatan pada setiap kursi yang ada, merasa kecewa karena tidak mendapati orang yang mereka cari

"Tidak ada." Ujar Arzi kecewa

"Ayok cari terus." Balas Andrew menyemangati

"Hahh." Arza berwajah murung dia sudah lelah berlari dari depan sekolah sampai lapangan

Lebay

"Kepada siswa siswi segera mengambil tempat duduk Karena acara akan segera di mulai." Pedoman dari guru olahraga membuat ketiganya berdecih, Andrew yang saat itu masih kebawa emosi lantas akan berteriak sebelum suara lembut menginstruksi nya

"Hey anak baru duduk nanti pak Budi marah." Peringat dari seorang siswa di sana yang langsung pokus lagi ke depan

" Peringat dari seorang siswa di sana yang langsung pokus lagi ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P

ara Manusia itu menganga pantes gak ketemu orang lain duduk di kursi lah ini papa mereka malah ngemper mana gemoy lagi keliatan mungil na

"PAPA REVANA."

"Astagfirullah ukhti."

tanpa haha hihi huhu hehe hoohooooo lagi mereka membopong Bian layaknya karung isi kucing ke tempat entah berantah ini

"Ehh ini Napa dah."

"PAK BOTAK BIAN DI CULIK LONTONG." teriak Bian kepada guru penjas nya yang sering dia jahili itu hanya memandang remeh

"Aku tak akan terkecoh lagi Bian. Sudah kita lanjutkan acaranya."

"Tapi pak itu dek Bian."

"Halah acting itu sama new pren nya."

Overprotektif Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang