Chapter 17 - Guise of Aristocratic

974 122 1
                                    

"Siapa dia?" bisik Rosella.

"Lady Esme Alcea, Putri Viscount Alcea. Dia adalah salah satu anak bangsawan populer," balas Glenice.

Pintu terbuka lebar bagi kedua wanita yang berjalan di karpet merah itu. Lady Esme datang bersama dengan pelayannya. Tidak cantik sepantun orang yang dilayaninya, namun dia memiliki wajah yang mulus serta dada yang besar. Earl Bluet, selaku penyelenggara acara pesta dansa, memandang pelayan itu dan tak sadar memegang dadanya sendiri.

Dia benar-benar seorang mata keranjang!

Glenice membuka kipasnya sekali lagi dan tak sadar mengatakan hal yang tidak pantas, "Gawat, Earl Bluet sudah menemukan santapannya."

"Apa? Santapan? Apakah dia masih seorang bangsawan?" cibir Rosella.

"Status itu hanya takhta dari kedua orang tuanya."

Konflik ini muncul saat pelayan hendak membawa minuman untuk Lady Esme. Earl Bluet beranjak dari kursinya dan berjalan ke arahnya, tepat saat pelayan itu berada jauh dari nona yang di layaninya. Earl Bluet mengedipkan sedikit matanya dan mulailah kerja sama antara pelayan kediaman itu dengan tuannya.

Pelayan Lady Esme itu terjatuh dan menumpahkan minumannya pada Earl Bluet. Seluruh tatapan orang yang berada di aula itu tertuju pada satu arah. Pelayan itu terlihat ingin menangis dan membungkuk sedalam-dalamnya hingga berlutut di depan pria itu.

"SAYA MINTA MAAF TUAN! TOLONG AMPUNI HAMBA!"

"Wah, wah ... bagaimana, ya?"

Dasar bedebah! Mengapa dia melakuan hal itu? Bajingan ....

"TUAN! SAYA TIDAK SENGAJA! TOLONG AMPUNI HAMBA!"

Lady Esme tidak menyela percakapan antara keduanya. Pelayan itu ibarat ingin meminta bantuan kepada nonanya. Akan tetapi pandangan dari pihaknya pun tidak membantunya. Seolah-olah dia diserang dari dua sisi. Lady Esme terlihat tidak ingin terlibat oleh kejadian ini. Hal itu pula membuat raut Lady Esme kusut.

"Apakah dia mengacuhkan pelayannya sendiri?" bisik Rosella sambil mendekatkan suaranya pada telinga Glenice.

"Hmm ... Sepertinya Lady Esme Alcea menghadiri acara ini dengan terpaksa," jawab Glenice sambil mentup mulutnya dengan kipas.

"Maksudmu ... Sejak awal dia tidak ingin berurusan dengan Earl Bluet? Seperti kita?"

"Iya, semua gadis dan wanita disini berpikiran begitu. Walaupun bisa diartikan sesuai pernyataan pertamamu tadi. Sebaiknya kita jangan berurusan dengan hal ini."

"Lalu bagaimana dengan pelayan itu? Apakah dia rela menyerahkan tubuhnya begitu saja?"

"Benar juga ...." jawab Glenice sambil mendecakkan lidahnya.

Mungkin suasana ini menjadi tercampur aduk. Terlihat kekesalan dari sebagian wanita di aula itu. Ada pula wanita yang tidak peduli dengan nasib pelayan Lady Esme. Bahkan terdengar bisikan orang yang mengomentari pelayan itu oleh Rosella.

"Seharusnya dia jangan datang kemari. Ini membuat Lady Esme Alcea susah."

"Benar, tubuh yang lebih bagus dari nonanya pasti dilirik orang, bukan?"

Apa?! Apakah orang-orang disini sudah gila? Memangnya kalau memiliki tubuh rupawan adalah dosa?

Telinga Rosella menjadi memanas dan siap mengeluarkan ledakan di mulutnya. Hal itu ditimpa dahulu oleh langkah kaki Lady Alcea kepada Earl Bluet.

"Saya mohon maaf atas ketidaksopanan pelayan saya terhadap anda. Saya mohon untuk mengampuni pelayan saya."

"Dia sudah mengotori pakaianku yang baru saja kubeli. Bahkan gaji satu tahunnya pun tidak akan mampu membeli pakaian ini."

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang