Chapter 29 - Memories With Him

575 87 0
                                    

Gadis itu menoleh ke arah tangan penyihir itu. Secercah cahaya telah dikeluarkan, tampaknya dia menggunakan sihirnya untuk menidurkan Si Pria Brengsek ini.

"Hei! Apa yang kamu lakukan?" keluh Rosella.

"Lady Rosella, saya tidak diberi wewenang untuk menyaksikan orang ini babak belur karena Anda. Saya ingin menahan orang ini sementara dan akan diserahkan kepada pihak keluarganya."

Ah.. rupanya dia telah menyuruh orang ini untuk menghentikanku.

Rosella mengerutkan keningnya dan menggeram, "Lalu, apakah hanya begitu saja?!"

Penyihir itu memiringkan kepalanya dan berkata, "Lantas ... Lady ingin melakukan apa?"

Rosella mendecakkan lidahnya. Tentu saja dia merasa tidak puas karena lawannya sudah dilumpuhkan sebelum dendamnya dihapuskan.

"Biarkan aku melakukan satu hal saja."

Penyihir itu terdiam sesaat, kemudian mengangguk. Rosella mendekatkan dirinya pada Lord Mered. Gadis itu menyingkapkan gaunnya dan menghantam kedua kaki pria itu dengan sepatu haknya. Dia memasang muka terheran-heran.

Kenapa dia diam saja? Apakah aku kurang kuat menghantamnya?

"La-Lady Rosella.. sebaiknya sudah cukup.." ucap penyihir itu, "saya pikir itu sudah kuat.. Lagi pula, sihir ini seperti obat bius."

"Oh? Pantas saja. Ya.. sudah kalau begitu," jawab Rosella, "mungkin sakit itu akan membengkak di kakinya dan susah untuk berjalan. Mungkin saja bisa lumpuh sesaat."

Semua bulu kuduk penyihir itu dibuat berdiri oleh perkataan Rosella. Dia berpikir mengapa tuannya tertarik dengan gadis sadis dan tidak beretika sepertinya.

Rosella menepuk gaunnya, lalu membungkuk dan berkata, "Karena saya sudah tidak memiliki keperluan lain. Saya undur diri terlebih dahulu."

Rosella cepat-cepat membalikkan badannya dan segera menuju pintu keluar.

"Tunggu," panggilnya, "Pangeran Renfred memanggil Anda."

Sudah kuduga...

"Jadi, apa yang ingin Pangeran bicarakan?" tanya Rosella sambil memunculkan sudut bibir terbaiknya.

Penyihir itu terdiam, ekspresinya datar, tetapi dia sedikit terkejut, lalu dia berkata, "Bukankah Anda memiliki janji dengannya?"

Rosella melongo dan menjawab, "Ja-jan-janji?"

"Benar," celetuknya.

Gadis itu mengerutkan keningnya dan menatapnya. Lalu, dia berjalan mendekat ke arahnya dan berkata, "Apa maksudmu?"

"Saya tidak ada maksud apa-apa," jawabnya sambil memperlihatkan telapak tangannya didepannya.

Penyihir itu baru menyadari situasinya dan bertanya lagi, "Eh? Kenapa Anda malah bertanya kembali kepada saya? Kukira Anda memang memiliki janji dengan pangeran."

"Lha? Kenapa Anda bertanya kepada saya juga? Saya juga tidak tahu dengan janjinya," gerutu Rosella.

"Kalau Anda bertanya seperti ini kepada saya... saya juga tidak tahu harus mempercayai siapa."

Hah? Sebenarnya kami ini sedang berbicara tentang apa?

Jangan-jangan janji di surat itu adalah benar?

Rosella menyilangkan tangannya dan berpikir. Janji apa yang terlewat jika penyihir itu terus mengulangi pesan tuannya tersebut. Terlintas di benaknya tentang surat tanpa pengirim, mungkinkah teras yang dia maksud adalah ruangan ini?

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang