Chapter 31 - Who I am?

656 95 1
                                    

Rosella mulai membalikkan badannya dan mulai memandangnya. Warna rambutnya yang merah mengkilap layaknya matahari terbenam. Hidungnya mancung dan indah. Matanya cerah, tetapi mengandung makna dalam. Ada yang tak kalah menarik darinya yaitu, warna netranya yang tampak sama seperti gadis itu.

Tidak perlu dilihat dari ekspresi pria itu, dia masih memasang wajah datarnya, tetapi dia menatap gadis itu dengan aneh. Seperti ada kesan yang familiar dengannya.

"Saya mohon ampun, karena saya telah mendengar percakapan. Tetapi saya tersesat dan baru saja berada disini," jawabnya sambil membungkukkan badannya.

Pria itu masih tidak berbelas kasihan dan bertanya, "Jawab dulu pertanyaan saya. Siapa anda sebenarnya?"

"Saya orang kecil yang akan menjadi putri angkat Baron Pansy, nama saya Rosella."

Aduh.. bagaimana ini? Sepertinya aku tidak dapat keluar hidup-hidup dari pesta ini.

Dari belakang Rosella sendiri, terdengar suara gesekan rumput. Pria dihadapannya tiba-tiba membungkukkan badannya dan memberi hormat.

"Yang Mulia Pangeran Renfred, orang iniㅡ" ucapnya.

"Dia adalah tamuku," jawab Renfred.

Apa? Jadi, dia berusaha menyelamatkanku?

Tidak perlu menahan Rosella lebih lama lagi, pria itu langsung mengucapkan kata-kata pamitnya, "Kalau begitu, saya undur diri dahulu."

Pria itu membungkuk sekali lagi dan berjalan ke arah lain. Rosella juga mendapati bahwa keluarga bangsawan telah pergi.

"Jalan dimana aku melangkah, disitu kenyataannya aku berpijak," lontar Renfred, "tetapi dimana aku berada, disitu kenyataannya kamu berpijak."

Apakah pangeran ini sedang mempermainkan aku?

"Yang Mulia, saya tidak mengerti dengan maksud perkataan Anda."

"Apakah kamu mengikutiku diam-diam?"

Alisnya diturunkan ke bawah dengan ekspresi yang begitu masam. Rosella menolak dengan tegasnya, "Tidak!"

Dengan jawaban seperti itu saja membuat etika terhadap darah bangsawan pudar. Dimana orang lain akan tunduk bila identitas pangerannya terbuka, sementara gadis di hadapannya itu tidak. Itulah yang sangat membedakan Rosella dengan putri bangsawan lainnya.

"Yang Mulia, maafkan atas ketidaksopanan sayaㅡ"

Renfred mengangkat tangannya sebatas dadanya dan itu membuat Rosella tidak melanjutkan perkataannya.

"Bukankah kamu sudah mendengar sedikit tentang percakapanku dengan Putra Mahkota?"

Mata Rosella terbuka lebar dan mulai bertanya, "Jadi... saat itu Anda sudah mengetahui keberadaan saya?"

Renfred hanya tersenyum kecil dan membalikkan badannya. Pria itu memandang bulan sebentar dan kembali berbicara, "Ikut denganku."

"Kenapa saya harus?"

Dia tidak membalas dengan ucapan atau reaksi apapun. Tangan Rosella ditarik olehnya dan pandangan gadis itu terasa tidak nyata. Kepalanya terasa sedikit berputar dan tubuhnya merasakan suasana lain. Sedikit terasa dingin, hampa, dan semuanya mengalir begitu saja.

Tiba-tiba, mereka berdua sudah berada di tempat yang lain. Posisi yang tidak diketahui oleh banyak orang, lebih gelap, dan sangat sesak. Seperti gudang yang terbengkalai atau semacam tempat penyimpanan lainnya.

"Sebenarnya Yang Mulia ingin membawa saya kemana?"

Dia memperlihatkan sebuah lukisan tua, bukan ... dari bingkainya, sepertinya lukisan itu baru, namun disimpan di tempat gelap hingga berdebu.

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang