Chapter 25 - Why Didn't She Tell Me?

658 82 0
                                    

"Librivia Gladiol."

Sampai detik itu, Glenice hanya memberi tahu namanya, tanpa memberikan alasan yang jelas mengapa dia bersikap aneh. Glenice dipanggil oleh Paman Deacon untuk membahas tentang toko perhiasan milik keluarganya sendiri.

Rosella ditinggal dalam kamar itu dan hanya memainkan sendok kecil yang dipegangnya. Tentu saja dia tak sendiri, ada pelayan Glenice di sampingnya, namun sebentar lagi Rosella menganggap sosoknya seperti debu.

"Putri Earl Gladiol, sepertinya dia juga memiliki kakak laki-laki," gumam Rosella.

Rosella memasukkan sendok tersebut ke dalam cangkir tehnya yang sudah habis. Terdengar bunyi kaca yang berdecit sekaligus helaan napas pelayan itu. Rosella juga baru menyadari bahwa Tina berada disampingnya.

"Tina," panggil Rosella. Pelayan itu berjalan dan menghadap ke wajah gadis itu. Tina sedikit menundukkan kepalanya dan membuat Rosella bertanya, "Apakah kamu menyembunyikan sesuatu dariku?"

"Sebenarnya.. saya pikir ini tidak akan menjadi masalah karena nona Glenice sendiri sudah memiliki tunangan."

"Masalah? Masalah apa? Apakah putra dari Earl Gladiol mengganggu Glenice?!"

Kedua tangannya terlihat bergetar, tetapi pelayan itu memainkan jari-jari tangannya agar tidak terlihat ketakutan. Meski begitu, Rosella tahu ada yang disembunyikannya. Tetapi, gadis itu berpikir... apakah ini sengaja ingin dirahasiakan oleh temannya itu?

"Tina, aku bilang.. aku dan kamu tidak ada bedanya," ucap Rosella sambil beranjak dari kursinya.

"Kamu sudah lama melayani Glenice sebagai pelayannya, sementara aku hanya orang yang lewat dan kebetulan menjadi sahabatnya. Walaupun aku berpikir seperti ini, Glenice tidak akan pernah mempermasalahkannya. Jadi.."

Rosella meraih tangannya dengan lembut dan menggiringnya untuk duduk di sofa yang empuk. Wajah pelayan itu sedikit menunjukan rasa malunya dan merasa tak pantas menerima perlakuan Rosella.

"Jadi, kamu jangan sungkan untuk mengobrol lepas denganku," bujuk Rosella dengan menepuk sedikit pundak pelayan itu.

Rosella berjalan kembali ke sofanya dan berkata, "Jika kamu dan Glenice meminta bantuanku, aku akan siap dengan seluruh kemampuanku. Katakanlah yang sebenarnya. Apa yang terjadi dengan laki-laki itu dan Glenice?"

Pelayan itu tidak pernah berhenti melarikan tatapannya dari Rosella. Wajahnya bergetar dan suaranya mulai keluar terbata-bata, "Saat itu, nona Glenice mengunjungi temannya yang bernama Librivia Gladiol."

Rosella mulai mendengarkan dan mengambil salah satu kukis di keranjang.

"Dia adalah gadis yang baik, dia bahkan tidak peduli dengan nona Glenice yang dulunya merupakan seorang putri pemilik peternakan. Nona Glenice adalah orang yang pintar, baik hati, dan cantik. Tepat saat itu, Lord Mered menatapnya dengan rasa yang tak biasa."

"Lord Mered? Mered Gladiol? Dia mengincar Glenice yang sudah memiliki tunangan?!"

Mendengar Rosella mengeluarkan emosinya, Tina langsung menunjukkan keterbukaannya dengan menambah kalimat di ceritakannya, "Kukira awalnya tidak akan menjadi masalah, tetapi hal itu terus berkelanjutan hingga.."

"Hingga apa?" tanya Rosella.

Bola mata Tina tidak henti-hentinya untuk terus bergetar dan jarinya itu hampir mematahkan kuku jarinya.

"Waktu itu, nona Glenice tidak tahu bahwa Lady Librivia dalam perjalanan menuju Kerajaan Aquismist dan nona tidak sengaja bertemu dengan Lord Mered. Semua orang tahu, pria dan wanita tidak boleh berdekatan, tetapi dia pernah memegang tangan Glenice dengan sengaja tepat di gerbang Kediaman Pansy."

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang