Chapter 49 - Dancing Witches

426 71 0
                                    

Tiga hari berlalu dengan cepat. Rosella pergi untuk tinggal di Departemen Sihir untuk melanjutkan studinya.

Belajar banyak dari Penyihir Xander membutuhkan kerja yang luar biasa. Bahkan setelah tes pun, pria itu tidak henti-hentinya melakukan latihan dan simulasi bertahan.

Sebuah tebasan angin melayang pada Rosella. Karena ini adalah sesi latihan, semua frekuensi jarak disetel untuk tidak terlalu dekat. Tetapi tetap saja, gadis itu tidak bisa menghindarinya dengan cepat.

"Seorang penyihir juga butuh latihan fisik!"

Xander melepaskan tembakan apinya sekali lagi. Satu inci jaraknya dari kepala Rosella, melesat hingga menembus batas hutan.

Rosella melompat mundur dan melakukan serangan. Tidak merapal mantra adalah didikan dari Penyihir Xander. Gadis itu melontarkan panah beku layaknya peluru. Namun dengan cepat pula Xander melihatnya dan melempar balik serangan semula.

"Akh!"

Satu detik terlambat, pasti badan gadis itu sudah lumpuh duluan. Xander mengambil langkah ekstra ke depan untuk mendekatinya. Rosella hanya menghindar dari serangannya dan tak membalas lagi. Mata gadis itu tak berkedip, bahkan dia sepertinya sudah tahu alur permainannya.

"Apakah kamu akan menghindar terus?!"

DUARR!!

Xander memblokir jalannya dengan dentuman keras dari sihir apinya. Gurunya terlihat memiliki sihir cakupan besar. Sedangkan Rosella memiliki sihir kecil yang mematikan titik vital.

Gadis itu masih lemah dihadapannya, namun itu lebih baik dibandingkan pada awalnya. Tiba-tiba Rosella membatalkan lompatan mundur dan malah bergerak cepat ke arahnya. Xander tergesa-gesa mengeluarkan serangannya dan membuat gadis itu semakin tidak ragu. Namun ....

"Tertangkap. Kamu gagal."

Xander sudah mengarahkan lingkaran sihir tepat di wajah Rosella. Dia menyeringai dan terlihat rambutnya yang berwarna batu pirus berkibar.

"Apakah Guru yakin?"

Seketika Xander ingin melirik ke belakangnya, namun kepalanya terasa sesuatu yang dingin. Kemudian pria itu melihat lagi ke depan dan melihat sebuah ranting tergeletak di tanah.

Peluru beku Rosella telah melayang dan hampir mengenai kepalanya. Jika situasi ini adalah pertempuran, maka satu detik kemudian Penyihir Xander nan Berbakat sudah dikatakan meninggal.

Xander tertawa kecil dan berkata, "Dari mana kamu mempelajari sihir pengubah bentuk?"

"Guru hanya mengatakan 'belajar' dan tidak mengatakan 'hal apa' yang harus saya pelajari."

"Aku masih tidak puas."

Bahkan dalam sesi latihan seperti ini, seorang guru tidak membatasi dirinya untuk meningkatkan kemampuan muridnya dengan siksaan. Berulang kali, hingga menjelang senja.

Rosella kembali ke salah satu kamar di Asrama Departemen Sihir. Dia memanjangkan lengannya dan membiarkan tubuhnya jatuh ke kasur. Menatap langit-langit dan mengangkat tangannya yang sudah letih.

"Walaupun tadi aku sudah bagus dalam latihan, tapi kenapa pikiranku tidak tenang?"

Tok..tok...

Suara pintu datang dari arah luar. Rosella sangat berat untuk melangkahi kasur itu dan berjalan.

"Siapa itu?" pekiknya yang tengah berbaring di atas kasur.

"Ini aku."

Rosella mengenali suaranya dari luar kamarnya. Dia berjalan dan membuka pintunya. Sesosok pria melintas di hadapannya.

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang