Chapter 27 - A Minor Problem

580 84 0
                                    

"Glenice, apakah kamu gugup?"

Dia menggelengkan kepalanya sambil menunduk ke bawah. Tidak perlu ditanya kembali. Padahal, ini adalah kedua kalinya Glenice menghadiri pesta ini. Seharusnya Rosella yang gugup, bukan?

"Yah.. jadi bagaimana dengan temanmu itu? Sebentar.. aku lupa namanya."

"Lady Librivia Gladiol."

"Ya, itu dia!" celetuk Rosella sambil menunjukkan jari telunjuknya, "apakah dia akan menemani kita?"

"Tentu saja, aku sudah cerita tentangmu kepadanya. Dia pasti akan senang juga bertemu denganmu."

Rosella menganggukkan kepalanya perlahan dan kembali menatap jalanan yang ramai dengan banyak orang. Ternyata Pesta Musim Panas ini tidak menjadi ajang berfoya-foya bagi para bangsawan, namun juga dimanfaatkan rakyat kecil.

Cahaya dan keramaian hanya di luar permukaan saja. Rosella melihat jalan-jalan kecil gelap gulita. Entah apa yang tersimpan di setiap celah-celah kecil setapak itu. Rosella menggelengkan kepalanya dan kembali fokus dengan misinya.

"Hmm... aku berpikir, mengapa Paman Deacon tidak ikut dengan kita hari ini?"

Glenice menatapnya dengan tercengang dan tertawa kecil.

"Apakah kamu belum diberi tahu oleh Madam Floy sebelumnya?"

Bulu mata Rosella berkedip dengan cepat. Kemudian dia menggeleng dan berkata, "Tidak."

"Biasanya hari pertama, bangsawan yang akan hadir adalah bangsawan muda. Lalu, hari kedua akan didatangi bangsawan kelas pemimpin seperti ayahku. Kemudian, hari ketiga dilakukan oleh seluruh bangsawan."

"Jadi, pesta ini bukan pertama dan terakhir bagiku?!"

"Memangnya kamu berharap apa?" sahut Glenice.

Setelah melihat ekspresi Rosella, tidak henti-hentinya Glenice menertawainya. Ingin marah juga tidak bisa, seharusnya gadis berambut merah muda itu tahu lebih awal, apa arti perkataan sahabatnya ini saat memesan gaun.

"Pantas saja kamu memintaku untuk memilih dua gaun," gerutu Rosella.

Jalanan mulai sepi di kalangan warga biasa, namun jumlah kereta kuda semakin banyak yang dikendarai. Terlebih kereta dibalut cat mengkilap yang tidak sembarang ditemukan. Itu artinya ... Kediaman Duke Fuchsia sudah dekat.

Karpet merah digelar di seluruh jalan dekat kediaman. Bunga mawar putih, bakung, melati, ada di setiap sudut. Deretan kereta kuda yang dilapisi emas, perak, dan berlian lainnya. Dari jauh, terlihat gemerlap lampu kediaman dengan cahaya kuning nan indah.

Tentu saja pesta ini harus sebesar mungkin, karena seluruh bangsawan muda di Kekaisaran Chrantei berkumpul di satu tempat.

Begitu masuk di daerah kediaman tersebut, Rosella menutup tirai jendelanya. Alasan Rosella sederhana yaitu, tidak ingin terpesona dengan kediaman ini begitu lama dan mempersiapkan pikirannya untuk menghadapi medan perang.

Hirr...

Kusir telah memberhentikan kudanya dan langsung membukakan pintu untuk para penumpangnya. Rosella memegang lengan kusir itu sebagai bantuan pijakan turun, lalu disusul dengan Glenice dibelakangnya.

Pintu besar kediaman itu akan selalu terbuka selama berlangsungnya pesta. Lorong besar dibuka dengan karpet merah mengkilap. Tidak banyak bangsawan yang masih berlalu lalang di jalan ini, itu berarti masih banyak orang yang hadir di dalam aula.

Mereka memasuki pintu kedua, cahaya menyala terang hingga mencapai seluruh bola mata. Bisa dibilang bukan rumah, melainkan aula besar dan megah. Di sisi kiri dan kanan terdapat banyak pintu kaca yang mengarah ke halaman kediaman ini. Bahkan ada tangga besar untuk naik ke lantai dua.

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang