Chapter 61 - Five in Ten Second

418 55 0
                                    

Tepat setelah siang hari, Rosella kembali ke wilayah Aubrieta. Perlu waktu yang cukup panjang untuk mereka sampai di tempat tujuan. Gadis itu melihat dari arah kejauhan. Tampaknya sebuah kuil berdiri di tanah lapang. Bangunan raksasa, seperti tumpukkan candi di kehidupan Kenanga. Dia menganga melihat kemegahan kuil.

Seketika Rosella melihat serpihan cahaya dan mendengar suara lonceng berbunyi. Cahaya itu mirip dengan sinar bola di tempo lalu, ketika Hierapolis memberi kabar padanya. Serta suara gemericik yang sama seperti empat tahun lalu.

"Rosella."

Dia tidak mendengarkan perkataan adiknya. Hanya tersisa satu bayangan yang terlukis di ingatannya. Pria bersurai kuning terang dan memakai baju berkain tipis putih. Rosella tidak tahu seperti apa dan apa yang ingin dia lakukan ketika mereka bertemu.

"Rosella!"

"Huh?"

Rosella tersadar dalam lamunannya. Sudah berapa kali dia dipanggil? Entahlah, gadis itu sudah termenung untuk waktu yang lama. Dia menatap Asher dan mengatakan padanya, "Aku ingin melihat kuil itu."

Gadis itu tidak memiliki alasan yang jelas untuk mengunjunginya. Dia mungkin juga tidak akan bertemu dengan orang itu. Tetapi Rosella merasakan suatu hal yang aneh ketika melihat bangunan putih itu. Matanya seperti ditarik untuk melihatnya dan pendengarannya juga sengaja mendengar suara gemericik lonceng.

Asher menganggukkan kepalanya dan meminta kepala kusir untuk membelokkan arahnya.

"Apakah ada masalah dengan kuil itu?"

"Tidak. Cuma.. aku belum pernah ke sana."

Kereta kuda itu telah sampai, tepat di depan banyaknya anak tangga. Mereka berdua keluar dan melangkah satu per satu anak tangga itu.

"Apakah kakak tidak kelelahan?"

"Meski tangga ini cukup panjang, tetapi aku tidak lelah."

Di kehidupan sebelumnya, gadis itu pernah menginjak anak tangga lebih banyak saat dia menuju ruang kelas di kampusnya. Anak tangga seperti itu seharusnya tidak menyulitkan dirinya, namun ....

"Benarkah? Bukankah gaun itu menyulitkan? Apalagi dengan sinar mataharinya," ejek Asher.

"... yah benar juga. Tetapi kamu tidak bisa menggendongku saat ini, karena kamu juga memakai pakaian seperti itu."

Pada umumnya, pria bangsawan akan memasuki istana memakai seragam lengkap mereka. Tidak hanya jas tebal dan sepatu pantofel, diluarnya harus dilengkapi dengan bros, mantel belakang, lencana apresiasinya, serta untaian pelengkap lainnya.

Jika Asher menggendongnya sekarang, mungkin saja manik-manik itu mengait gaun Rosella. Apalagi kalau Asher kehilangan keseimbangan, mereka akan terjatuh bersama ke belakang. Gadis itu usil melihat kebelakangnya dan tiba-tiba matanya seperti berputar.

Seram..

Mereka sudah menginjak anak tangga terakhir dan hanya satu kata untuk tempat ini... sepi.

"Apakah tempat ini selalu.. begini?"

Asher menutup katup matanya dan berpikir sejenak, "Ya.. mungkin juga tidak. Tergantung apakah ada bangsawan yang menikah atau meninggal."

Rosella kembali mengulas buku yang pernah dia baca di dalam pikirannya. Kekaisaran Chrantei termasuk salah satu wilayah di bagian selatan dan mengambil Penyihir sebagai kekuatan utama mereka. Mungkin itu sebabnya mereka kurang mempercayai kehadiran Kuil. Meski begitu, ketika ada upacara besar-besaran, kuil ini akan terpandang sebagai bangunan yang kaya akan 'kekuatan'.

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang