Chapter 39 - A Different Life

499 74 0
                                    

Sebuah ruang tamu yang memanjang dan lebar. Cat putih mengkilap melapisi sudut permukaan meja. Kursi berbentuk sofa, seperti tempat duduk seorang raja. Seorang wanita bijaksana duduk disana. Berkulit putih dan berambut ungu lembayung nan menawan. Warna matanya yang hijau mengkilap membuat kulitnya tampak lebih cerah. Mimik wajah anggun merupakan perpaduan yang pas.

Rosella tidak cukup menilik dengan sekali lihat. Cara wanita itu meminum teh sangatlah sulit dijelaskan oleh kata-kata. Waktu yang lama untuk memandang seorang wanita cantik, terlebih dia bukan seorang perempuan berusia tiga puluhan. Berjalan ke arahnya merupakan suatu tantangan besar. Apalagi dengan data dirinya sebagai anak tiri.

Wanita itu berhenti minum dan mengangkat tangannya. Melambungkan telapak tangannya dan memberi arahan kepada para pelayan disampingnya. Seperti biasa yang dilakukan pelayan, mereka membungkuk dan pergi. Meninggalkan ruangan dengan menutup pintu rapat-rapat.

Saat itulah Rosella mendekat padanya dan memberi salam, "Senang bertemu dengan Anda, Duchess Aubrieta. Saya.. Rosella."

Tepat berhenti sampai situ, Duchess masih tetap mempertahankan wajahnya yang lembut. Sampai dia menaikkan sudut bibirnya.

"Aku tahu dirimu."

Entah apa yang dipikirkan wanita itu. Dia membuat Rosella merasakan tegang dan kehabisan tempat untuk bernapas.

"Jangan sungkan terhadapku. Aku tidak membencimu dan tidak menyalahkan Duke Aubrieta."

Rosella melihatnya sebentar dan mata wanita itu sedikit sayu. Bersikap seolah-olah mempertahankan kedudukan Duchess, tetapi ingin menitikkan air mata.

"Lady Fern ... ibumu adalah cinta musim panasnya yang sesungguhnya. Kalau kamu bertanya ... mengapa Duke Aubrieta memilih pilihan seperti ini? Aku dapat menjelaskannya padamu dengan beberapa kalimat yang dia lontarkan padaku."

Wanita itu telah melontarkan beberapa kalimat dan Rosella masih berdiri sambil menundukkan kepalanya.

"Terlepas dari sekedar memilikinya, aku ingin melindunginya. Saat itu, aku bukanlah apa-apa dan tidak menempati posisi kuat."

Kalimat itu dikatakan Duchess sambil memalingkan kepalanya terhadap jendela. Tentu Rosella tahu, semua itu adalah perkataan Duke kepada Duchess di masa lalu mereka.

Mendengar ini semua, Rosella kembali mengingat kejadian ibunya di kehidupan sebelumnya. Ini hal yang berbeda tetapi hampir sama dengan kehidupan ayah ibunya. Bagaimana Duchess menjelaskan pun, peraturan disini memperbolehkan memiliki wanita lebih dari satu. Itu tidak ada gunanya.

"Kata-kata itu lebih mirip seperti ... Jika aku berada di posisi kuat, barulah aku dapat melindungi wanita dan kehidupanku."

Wanita itu memalingkan kepalanya kepada Rosella. Dia menegakkan punggunya dan berdiri. Secara bersamaan, Rosella mulai menegakkan tulang lehernya. Wanita itu mendekat kepadanya dan membuka mulutnya.

"Apakah kamu dapat melupakan masa lalu ayah, aku, dan ibumu?"

Rosella menatapnya sebentar dan menjawab, "Saya mengerti."

Dibandingkan dengan tokoh ibu tiri Cinderella, wanita ini tampak tenang bagaikan danau di tepi bukit. Sepertinya masa tuanya telah datang dan menikmati kehidupan bahagia anak lelakinya saja.

"Aku bersikap seperti ini, karena kamu Rosella la Aubrieta. Anaknya adalah anakku juga. Panggil aku dengan kata "ibunda" dan jangan hiraukan mereka yang akan menimbulkan percakapan tidak penting."

Rosella mengangguk, "Saya mengerti ibunda."

Wanita itu berbalik dan berjalan tak tentu. Sesekali dia menarik napas berat. Rosella masih disana sambil menunggunya untuk berbicara kembali.

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang