Chapter 54 - Moment of Excellence

439 55 0
                                    

Mereka turun dan mendapati adanya fenomena aneh. Kediaman yang ditinggalkan dan dataran tak dikenal.

Apakah ini termasuk wilayah Kekaisaran kita?

Selintas, Renfred pernah mengatakan hal itu di dalam hatinya. Tetapi kata-kata itu menghilang dari pikirannya.

Kediaman terpencil. Awal tahun sudah lewat beberapa minggu. Seharusnya dataran ini masih tertimpa oleh salju. Meski begitu, angin yang lewat seperti angin di musim gugur.

Ketika mereka bergerak lebih jauh lagi, muncul beberapa Penyihir Kekaisaran. Tampaknya mereka adalah utusan Putra Mahkota. Tetapi apa yang membuat mereka hadir disini?

Mereka terdiam seperti mayat ketika Renfred berjalan di depan mereka. Entah disebut menghormati atau menghiraukan, sepertinya mereka hanya tunduk dibawah kekuasaan Erick.

"Yang Mulia, ini adalah kediaman yang pernah dijajah oleh Kerajaan Yeniorten. Meski ini wilayah kita, namun katanya ini adalah tempat yang paling mistis berkat dewa-dewi mereka," bisik Lael.

Lantas apa yang membuat Putra Mahkota mampir kemari?

Jalan mereka memutar. Tentu lebih lama dibandingkan masuk melalui pintu utama. Levin memberi jalan, seakan-akan dia sudah tahu tempat ini.

"Apakah ini bagian dari rencananya?" bisik Pangeran kepada Levin.

Pria itu membalikkan badannya dan menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya. Dia memberikan instruksi untuk diam. Meski sudah berbisik, dia mengatakan untuk diam.

Tiba-tiba mata biru tuanya melekat pada orang yang dilihatnya di balik kaca hitam. Tubuhnya membeku dan mengepal tangannya dengan keras.

Lael terpaksa untuk berbisik keras untuk menyadarkannya. Lalu dia membawa Renfred ke tempat yang aman. Sebuah ruangan yang telah dilengkapi sihir kedap suara.

"Putra Mahkota dan Earl Ruellia sedang berbincang di tempat ini. Apakah kamu tahu resikonya?"

Situasi ini benar-benar tidak masuk akal. Renfred kira Permaisuri-lah yang terakhir kali untuk membantunya, namun ....

Kenapa dia membantuku?

Sesaat, Renfred tenggelam dalam pikirannya dan tiba-tiba dia tersadar karena perkataan di luar ruangan itu.

"Maaf, tetapi saya tidak bisa membantu Anda."

***

Penyihir yang membawa mereka ke Penjara berada di kursi supir kuda. Perjalanannya membutuhkan waktu yang tidak singkat, karena itu Rosella memikirkan situasi yang hendak dia lakukan kedepan.

"Apa?! Itu terlalu beresiko!" pekik Xander.

"Kita tidak mungkin bisa mendapatkan siapa di balik dalang itu tanpa melepaskannya."

"Tapi bagaimana bisa kamu yakin bahwa dia juga berkaitan dengan sihir hitam di lukisan itu?"

"Dia dipenjara, karena mencuri lukisan itu. Seperti yang dikatakan penyihir di luar, lukisan itu pernah digantung di dekat kamar Mendiang Selir Diascia."

"Karena itu dia bisa menunjukkan jalan kepada dalang di balik Pembunuhan Menidang Selir?"

"Benar. Seperti yang Guru katakan juga.. sihir hitam adalah sihir yang unik. Pemakaiannya bermacam-macam, tetapi saling berikatan."

Xander mengerutkan daunya dan membuang napas berat.

"Bagaimana jika dia mengancam nyawa orang lain, atau kabur?"

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang