Chapter 30 - Planned Coincidence

571 79 0
                                    

"Tidak Rosella bukan begituㅡ"

"Itu aneh, disatu sisi kamu baik terhadapku, memahami bahwa aku tidak suka dengan gaya bangsawan. Tetapi waktu itu ... sampai saat dimana kamu terjebak oleh pria itu ... kamu selalu mendorongku ke arah sini."

Rosella datang ke pesta juga memiliki tujuan yang jelas mengenai surat itu. Sudah seharusnya pula dia juga tidak mempermasalahkan perihal datang ke pesta. Tetapi, sepertinya ... Rosella memang sengaja membuat emosinya sedikit meluap untuk memahami sosok temannya ini.

"Karena kamu juga seperti itu, kan?" jawabnya.

Glenice mulai mengumpulkan keberaniannya dan berkata sesuai dengan keinginan hatinya, "Kamu juga datang ke tempatku hanya untuk menghindari Putra Marquis Protea. Bukankah kamu juga sama? Menjadikanku seperti tameng?"

Rosella tersenyum kecil dan mulai berkata, "Kalau kamu ingin seperti itu, maka dengan senang hati aku akan melakukannya."

Jawaban Rosella sangat mudah dipahami dan seharusnya tidak membuat temannya itu tercengang dalam tempo yang lama.

"Aku memahami keadaan itu. Itu sama sekali tidak masalah, aku melayani keinginan kamu untuk datang ke pesta. Karena ini juga balasan untuk temanku ...."

Sebelum melanjutkan perkataan yang ingin diucapkannya, dia memalingkan wajahnya kepada Glenice dan tersenyum tulus.

"Seorang teman yang sudah memperhatikanku di saat-saat sulit."

Tetapi saat itu pula, Rosella menajamkan matanya seperti pisau, menelan ludahnya, dan siap-siap untuk memarahinya, "Tetapi, kamu tidak memberikan penjelasan atau satu alasan apapun. Dengan begitu pula, Si Bajingan itu juga tidak akan menyentuh pundakmu, bukan?"

Glenice menyimpan kepalan tangannya di depan dadanya dan berkata, "Kamu tidak boleh berkata kasar seperti itu, pelankan sedikit..."

"Aku tidak peduli," geram Rosella.

Gadis itu mulai menahan amarahnya yang meluap dan menekan sedikit dadanya.

"Jika kejadian malam ini tersebar, kamulah yang akan kena dampaknya," lanjut Rosella sambil meminum minuman yang berada di sampingnya, "kalau hari ini aku tidak bertemu Lord Rhodes, malam ini aku tidak akan bisa tenang walaupun minum obat tidur."

"Rosella, aku mengakui, aku salah karena tidak memberi tahu. Tetapi aku tidak ingin kamu terlibat lebih jauh. Ternyata pria itu berbuat lebih jauh dari pada yang kubayangkan."

Rosella tersenyum kecil dan mulai berkata, "Lain kali, lebih baik diskusikan terlebih dahulu. Lagipula, aku juga sedikit tidak percaya dengan Lady Librivia. Kemana dia sekarang?"

"Ituㅡ"

Rosella mengangkat tangannya, membuat Glenice tidak melanjutkan kata-katanya.

"Jangan dilanjutkan, aku ingin makan dengan tenang saja."

Rosella memang berkata seperti itu, tetapi dia masih tidak tenang. Apalagi dengan pernyataan pangeran yang dia dengar.

Aku adalah aku. Aku tidak peduli tubuh ini berhubungan dengan bangsawan, karena aku sudah terlanjur sebagai Kenanga di tubuh Rosella. Alur pasti akan berubah.

Glenice membuka mulutnya dan mengeluarkan suaranya, "Terima kasih Rosella."

Ekspresi Rosella agak aneh, tapi dia masih merespon dengan tenang, "Terima kasih untuk apa?"

"Untuk segalanya," jawab singkatnya.

"Tidak perlu, ini sudah seharusnya. Lain kali, jangan mengandalkan keberuntungan bahwa aku akan selalu menyadari hal yang membahayakanmu."

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang