Chapter 59 - Can We Talk?

384 65 0
                                    

"Jadi, kenapa hari ini kamu cepat-cepat membawaku pergi?"

Asher memiliki wajah datar, namun semenjak kehadiran Rosella di kehidupannya, akhirnya dia memiliki warna dalam ekspresinya.

"Pangeran itu telah memanfaatkan kakak."

Rosella terkekeh.

"Aku kan sudah bilang di awal. Aku sendiri ingin membantunya."

Gadis itu menganggapnya sebagai adik yang setia. Lucu ketika dipermainkan dan sifatnya tak terduga dibandingkan pertama kali mereka bertemu.

"Apakah karena kalung itu? Kalung sama yang dimiliki Pangeran?"

"Tidak..."

Rosella menuruni kereta kuda. Keliman rok yang halus membuatnya anggun saat turun. Salah satu tangannya dipegang oleh Asher dan satunya lagi memegang gaunnya. Kali ini biarkan adiknya berfungsi sebagai pendamping.

"Ini keinginan baik dari hatiku saja."

Rosella menatap kedepan dan mendapati suasana yang baik di bingkai penglihatannya.

"Walaupun hati ini bergerak sendirinya."

Asher menghela napas berat dan tidak bisa menghentikan kata-katanya.

Benar.. akhirnya Asher memiliki saudari, tetapi dia terlalu cepat untuk merasa kehilangan. Dia bisa saja melihat kehadirannya ketika sudah berada di rumah suaminya, tetapi dia tidak akan seperti seseorang di sampingnya. Setidaknya dia tidak bisa selalu memberinya ucapan selamat pagi ketika mereka sarapan.

"Putri.."

Salah satu pelayan menampakkan dirinya. Surai jingga tepat pada penglihatannya, membuatnya mencolok, dan memberikan ciri pelayan yang bertugas mengantarkan surat.

"Hari ini ada seseorang yang mengirimkan surat kepada Putri. Dia tidak menyebutkan namanya, hanya saja.. sepertinya dia dari Keluarga Marquis Protea."

Asher melirik tajam surat itu dan tidak membuat pelayan membungkuk terlalu lama. Rosella berjalan dengan dia disampingnya.

Rosella berkali-kali membolak-balikkan sepucuk suratnya. Lambang Protea dengan kemilau merah ceri. Kemudian dia bertanya, "Apakah aku harus membukanya?"

Asher menyeringai dan berkata, "Kenapa kakak ragu? Buka saja."

Jangankan sebuah pisau untuk mengiris kertas surat, dia tidak memiliki kantung untuk menyimpan benda apapun selama dia berjalan. Akhirnya Rosella membukanya dengan tangan. Robekkan tidak rata, tetapi isinya tetap utuh.


Untuk Putri Rosella la Aubrieta,

Pertama-tama saya ingin meminta maaf kepada Anda, karena saat itu saya tidak menyadari bahwa Anda adalah seorang Putri dari Keluarga Aubrieta. Dibandingkan saat itu pesona Anda tetap layaknya seorang Putri Bangsawan. Meski hanya sesaat, mungkin karena itulah saya tertarik kepada Anda. Bagaimana kalau saya mengundang Putri untuk minum teh? Jika Anda sibuk, Anda dapat mengatur jadwalnya dengan saya sesuai kondisi Anda.

Penuh hormat,

Harrell Protea


"Bakar."

"Ya?"

Pelayan Rosella sedang membereskan salah satu lemari pakaian gadis itu. Dia melihat tangannya dengan sepucuk surat berharga. Dia mengira bahwa surat itu dari salah satu bangsawan pria muda.

I Just Want to be a Side Character!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang