-----------------
Bagaimana rasanya jadi kekasih Hoshi? Apa menyenangkan?. Pertanyaan itu selalu muncul setidaknya 5 kali dalam satu hari di akun sosial mediaku. Sejak mencuatnya hubungan kami di media, sosial mediaku tak pernah sepi.
Aku akan bilang bahwa benar menyenangkan rasanya menjadi kekasih Hoshi. Bukan tentang ia adalah seorang idol top. Tapi tentang kepribadian Hoshi itu sendiri.
Ia sibuk dan tak jarang kami hanya bertemu sekali dalam satu bulan. Tapi ia tak pernah sekalipun membuatku merasa kesepian. Ia selalu mengabariku jika ia tak bisa menemuiku.
Dan Hoshi selalu menghargai waktunya saat bersamaku. Ia benar-benar menikmati waktu bersamaku. Kalau keadaannya memungkinkan, terkadang Hoshi mengajakku untuk ikut bersamanya selama jadwalnya.
Perlakuannya padaku juga sangat manis. Ia memperhatikan setiap detail tentangku dan tak pernah melupakannya. Hoshi ingat segala hal yang kuceritakan.
"Annyeong, Noona!" sapa Seungkwan saat melihatku masuk kedalam ruang tunggu bersama Hoshi. "Annyeong" sapaku balik. Hoshi menggandeng tanganku dan menyuruhku duduk di sofa.
"Kau tunggu disini ya" ucapnya sambil mengelus kepalaku. Aku mengangguk "Iya, sana siap-siap" perintahku. Hoshi menghampiri stylist mereka dan menunggu untuk ditata rambutnya.
"Oh kau sudah datang" kata Seungcheol. Ia mengangkat tangannya untuk hi-five denganku. "Iya oppa" jawabku. Dan hal lain yang membuatku senang adalah member lainnya sangat suportif.
Hoshi adalah satu-satunya member yang memiliki hubungan dengan gadis biasa. Member lain berpacaran dengan sesama idol, atau aktor. Tapi mereka tak mempermasalahkan kehadiranku.
Sejak awal mereka tak pernah mempermasalahkannya dan tidak menganggapku hanya memanfaatkan Hoshi. Mereka menerimaku bahkan memintaku untuk terus menemani Hoshi.
Jika aku ikut bersama Hoshi, mereka juga secara bergantian menemaniku saat Hoshi sibuk. Itulah sebabnya aku merasa semuanya menyenangkan. "Kau baru datang?" tanya Dokyeom sambil duduk disebelahku.
Aku mengangguk "Iya, yang lainnya kemana?" tanyaku balik. "Ke kamar mandi untuk gosok gigi" jawab Dokyeom. Ia mengajakku berbincang membahas kejadian lucu Hoshi di dorm.
"Waktu tak bisa bertemu denganmu sebulan, Hoshi sampai memeluk member lain" ucap Dokyeom. "Ya! Dokyeom-ah!" pekik Hoshi. Aku tertawa melihat respon Hoshi. "Benarkah? Lalu katanya ia juga mengigau saat tidur" responku.
Dokyeom mengangguk bersemangat sambil sesekali menatap ekspresi Hoshi dari pantulan cermin. "Padahal sudah kubilang untuk telfon video bersamamu" imbuh Jeonghan. "Kalian senang sekali sepertinya membuatku malu didepan kekasihku" protes Hoshi.
Semuanya menyenangkan, kecuali fakta bahwa staff mereka tak suka denganku. Mereka menganggap aku membuat Hoshi kehilangan fokus dan pamornya. Mereka juga menilai aku sebagai gadis mata duitan yang hanya mengincar harta Hoshi.
Setiap aku ikut bersama Hoshi, mereka sebisa mungkin membuat Hoshi sibuk agar tidak berbincang denganku. Saat Hoshi tampil pun mereka membuatku seperti tidak terlihat.
"Oh ya, Josh apa pesanannya tadi sudah sampai?" tanya staff. Joshua mengambil ponselnya dan melihat aplikasi pesan-antar makanan. "Iya, akan ku ambil" jawab Joshua.
Aku berdiri "Jangan, kau bersiap saja.. ku ambilkan" ucapku. "Bagus kalau kau sadar" kata beberapa staff. Aku berusaha tersenyum dan keluar dari ruang tunggu mereka kemudian menuju luar gedung stasiun tv.
Saat didepan pintu aku bisa mendengar Hoshi berteriak. Sepertinya ia bertengkar lagi dengan staff. "Lihat temperamenmu buruk setelah berpacaran dengannya!" teriak staff.
"Jangan dengarkan, redamkan amarahmu" ucap Seungcheol. Aku masuk dan bertingkah seakan tak mendengar apapun. "Ini pesanan kalian" kataku sambil meletakkannya dimeja.
Seungcheol membawa Hoshi kedekatku. "Kalau kau ladeni, kau yang lelah.." ucap Seungcheol sambil menepuk pundak Hoshi. Hoshi mengangguk lalu mengajakku duduk di sofa.
"Mian, mereka seperti biasa meremehkanmu" ucap Hoshi lirih. Ia meraih tanganku dan menggengamnya. "Tak masalah, aku tak dengar apapun" kataku. Hoshi mencium tanganku dan mengelusnya.
"Aku juga ingin seperti member lain, mereka menerima dukungan penuh dari staff". Ia menunduk lesu, suaranya juga terdengar sedih. "Pelan-pelan saja, mereka hanya belum bisa menerima karena aku gadis biasa".
Hoshi mengerucutkan bibirnya sambil menatapku. "Aku tak suka gadisku diremehkan" ucap Hoshi. Ia kembali mencium tanganku. Amarahnya perlahan mereda dan moodnya kembali membaik.
Tak semua staff membenciku, ada juga beberapa staff yang menyetujui hubungan kami karena menurutnya aku membawa pengaruh besar terhadap Hoshi. Aku mengerti bahwa aku tak selalu bisa menyenangkan seseorang.
Aku berusaha menerima fakta itu dan mencoba mengabaikannya. Hubungan kami berjalan satu tahun lamanya. Aku bisa bertahan dengan kebencian dari para staff selama itu.
Tapi ada titik dimana aku menyerah. Yaitu saat mereka membuat Hoshi terlalu lelah dan menyulitkannya. Disaat itulah aku merasa bahwa aku hanya mempersulit Hoshi.
Menurut mereka, aura Hoshi menghilang. Sehingga mereka memaksa Hoshi untuk terjaga semalaman demi berlatih lagi dan lagi. Dan itu mereka lakukan hingga berhari-hari.
"Y/N-ah, Mian Hoshi tertidur lagi.. sepertinya ia kelelahan" ucap Jeonghan dari telfon. "Ah begitukah Oppa, aku tak masalah.. tapi aku jadi tak enak padanya" jawabku. Aku menghela nafas panjang.
"Hei, itu bukan salahmu.. Malah aku dan member menganggap Hoshi lebih bersemangat saat memiliki hubungan denganmu.. Mereka tahunya hubunganmu hanya setengah tahun" kata Jeonghan.
"Saat awal kalian berpacaran, para staff memuji Hoshi karena kinerjanya meningkat pesat dibandingkan sebelumnya.. namun setelah tahu kekasih Hoshi adalah kau, mereka mulai menutup mata" jelas Jeonghan.
Aku semakin merasa bersalah dengan Hoshi. Jeonghan merubahnya menjadi panggilan video dan menunjukkan Hoshi yang tengah tertidur. Ia tidur dengan masih memakai trainer yang ia gunakan untuk latihan.
Wajahnya juga menggambarkan bahwa ia kelelahan. "Jangan menyalahkan dirimu, kau tak salah" ingat Jeonghan sekali lagi. Ia mematikan telfonnya setelah itu.
Hingga 2 minggu lamanya mereka membuat Hoshi berlatih hingga subuh. Hoshi tetap mengabariku dan mengirimiku beberapa fotonya sebelum mulai berlatih.
Kantung matanya semakin jelas dari hari ke hari. Dan itu rasanya menyayat hatiku. Ia berulang kali mengatakan bahwa ia tidak masalah selama bukan aku yang diganggu.
Tapi bagiku lebih baik mereka berkata jelek tentangku daripada menyiksa Hoshi. Seungcheol bercerita bahwa Hoshi bisa bebas dari latihan khusus hari ini.
Aku memutuskan untuk bertemu dengan Hoshi di kafe dekat agensi mereka. "Y/N-ah!" panggil Hoshi saat aku baru sampai di cafe. Ia duduk di dekat jendela.
Hoshi telah memesan minuman untukku. "Kau tidak lelah?" tanyaku. Mataku menatap wajah Hoshi yang terlihat jelas kurang tidur. Pergelangan tangannya juga mengecil karena ia lebih banyak berlatih daripada makan.
"Tidak, jangan hiraukan aku.. Aku tak masalah" jawab Hoshi. Ia menggenggam tanganku erat dan membawa tanganku ke pipinya. "Hoshi-ya" panggilku.
Matanya menatapku dengan lekat. Tatapannya menggambarkan perasaan yang tulus dan terlihat jelas bahwa ia rindu padaku. "Bagaimana kalau kita akhiri semuanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Short Story Seventeen
Fiksi PenggemarImagine story a.k.a halu🌼 Bring your own imagination!