Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Recommended song: Seungkwan - The Reason (OST. Lovestruck In The City) ---------------
"Jeon Wonwoo! Kim Y/N" teriak Tuan Jeon. Aku segera melepas pelukan Wonwoo. "Wonwoo! Appa mengajarimu untuk tidur dengan gadis yang belum kau nikahi?" nada Tuan Jeon yang biasanya lembut kini meninggi.
Wonwoo mengerjapkan matanya sesaat. Ia memijat dahinya, mungkin masih pusing. "A..Appa, tidak bukan seperti itu" ucapku terbata. Tuan Jeon menatap baju Wonwoo yang berantakan.
Ia menghampiri Wonwoo lalu menarik tangan Wonwoo untuk segera keluar apartemen. Aku langsung mengikuti mereka berdua dengan taksi.
"Ada apa?" tanya Mingyu saat aku tiba. "Wonwoo dimana?" tanyaku balik. Mingyu memberiku kode bahwa ia sedang di ruang kerja Tuan Jeon. Aku menceritakan semuanya kepada Mingyu.
Bagaimana didikan Tuan Jeon untuk tidak melakukan hal diluar batas sebelum menikah dan lainnya. Wonwoo keluar dengan wajahnya yang penuh emosi. "Puas kau?" tanya Wonwoo padaku lalu menyambar kunci mobil.
Tuan Jeon keluar dari ruangannya dan menghampiriku. "Wonwoo sudah Appa suruh untuk segera menikahimu" ucapnya. Ia menggenggam tanganku erat "Kau juga tahu kan, Appa tak suka kau macam-macam" imbuhnya.
Benar saja, seminggu setelah itu kami benar-benar menikah. Hanya mengikat sebagai suami istri, bukan untuk dipublikasi. Sejak saat itu juga Wonwoo kesal padaku.
Di malam hari setelah pernikahan aku terbangun. Aku memutuskan untuk ke ruang makan. Disana ada Wonwoo, Joshua, Vernon, dan Mingyu.
"Hei, jangan minum sebanyak itu.. kau dulu bahkan membatasi minummu" tegur Mingyu. Vernon mengambil botol bir yang dipegang oleh Wonwoo dan menyingkirkannya.
"Huh, kalau saja kau tak menyuruhku untuk mendekatinya aku tak akan berakhir seperti ini" omel Wonwoo. "Terserah lah, jangan lupa mobil yang kau janjikan" imbuhnya Aku tertegun sesaat, jadi selama ini Wonwoo hanya mendekatiku karena tantangan dari teman-temannya.
Lalu untuk apa aku jatuh cinta padanya. "Memang kalau kau tidak menikah dengannya, Appa mu kenapa?" tanya Joshua. "Appa akan memberikan semua hartanya pada adiknya yang paling kubenci itu" jawab Wonwoo.
Aku terdiam beberapa saat lalu naik ke kamar. Mataku menatap langit-langit kamar. Hatiku masih terasa sakit karena kenyataan bahwa Wonwoo tak pernah benar-benar berniat dekat denganku.
"Mari kita bicara" ucap Wonwoo tiba-tiba sambil membanting pintuku keras. "Tentu, dimana?" tanyaku. Ia meninggalkanku begitu saja. Aku langsung mengikuti langkah kaki Wonwoo.