[8] It's You /3/

2K 204 5
                                    

---------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---------------

Aku tersenyum mendengar ucapan beberapa pelayan itu. Ya bagiku bahagia bersama mantan kekasihnya tidak ada yang salah. Aku juga tidak akan mengambil pusing akan hal itu.

Kami menikmati makan malam berdua kami. Berbincang tentang kejadian beberapa hari ditempat kerja, atau hal-hal lucu yang kami temui di jalanan.

"Huh.. aku senang sekali bisa berbincang ringan denganmu seperti ini" ucapku . "Kau bisa mengajakku berbincang kapanpun kau mau" jawab Joshua. Ia memegang tanganku dan meremasnya pelan.

Malam itu aku pulang dengan suasana hati yang senang. Dan terbawa hingga keesokan harinya. Selama mengajar aku juga tak merasa lelah atau bagaimana.

"Miss" panggil Anne saat jam istirahat. Aku berjongkok didepannya untuk menanyakan ada apa. "Aku hari ini senang sekali" ucap Anne. "Oh ya ada apa?" tanyaku.

Mata cokelat Anne berbinar dan memancarkan keceriaan. Hari ini juga ia terlihat bersemangat sekali. "Appa bilang akan mengajakku jalan-jalan ke laut hari ini" jawab Anne.

Aku mengelus kepalanya lembut dan merapikan rambutnya. "Anne harus jadi anak baik ya nanti saat jalan-jalan bersama Appa" ucapku. Anne mengangguk yakin "Ada satu lagi miss" kata Anne.

"Appa bilang bahwa nanti akan ada Eomma lagi, mirip dengan Eommaku" jelas Anne. Memang anak kecil, mereka bahagia dengan hal-hal tersimple. Aku mengerti betapa rindunya Anne dengan Eommanya.

Tanganku meraih tubuh Anne dan memeluknya erat. "Anne nanti kalau sudah ada Eomma baru harus mendengarkan ucapan Eomma ya" kataku. Setelah lepas dari pelukanku, Anne kembali bermain dengan teman-temannya.

Saat dijalan pulang, Joshua mengirimiku pesan singkat. Bertanya aku sedang apa. Tak lama kemudian ia menelfonku. "Aku tadinya ingin mengajakmu makan siang, tapi aku sedang ada acara" ucap Joshua.

Terdengar suara angin dan deburan ombak dari ujung sana. "Kau sedang ada di laut?" tanyaku. "Iya, lautnya cantik sekali.. kapan-kapan ayo kesini" ajak Joshua. Tanpa sadar senyuman mengembang diwajahku.

Pria ini berhasil membuatku tertawa lagi karena hal-hal seperti ini. Dan anehnya aku tidak ingin menolaknya. Setelah tragedi diselingkuhi itu, aku selalu menolak saat ada pria yang mencoba masuk kedalam hidupku.

Aku selalu membangun dinding tinggi agar sulit didekati. Tapi Joshua memiliki sesuatu yang membuatku tak ingin membangun dinding itu. Mungkin kesabarannya yang terpancar?. Atau sifatnya yang sudah jelas berbeda dengan laki-laki yang hanya bermain-main?.

Long Short Story SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang