[5] Let Go -END-

2.4K 193 9
                                    

Note: For better experience selama baca slowly read the story + play cover'annya Hoshi - PhonecertI really reccommend it!Drop experience kalian pas baca sambil dengerin Phonecert✨------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: For better experience selama baca slowly read the story + play cover'annya Hoshi - Phonecert
I really reccommend it!
Drop experience kalian pas baca sambil dengerin Phonecert✨
------------

Aku menyambar jaketku dan memutuskan untuk keluar rumah. Terlalu lama berdiam diri dirumah membuatku teringat Hoshi dan berharap padanya. Bodohnya aku berpikir tadi ia setidaknya mau berbincang denganku.

Setibanya diluar gedung apartemen, aku berdiri terpaku. Hoshi ada disana dan ia tampak kelelahan karena berlari. "Bisakah kita bicara?" tanya Hoshi. Aku mengangguk dan kami memutuskan untuk berbincang disekitaran apartemenku.

"Ada apa sampai kau berlari?" tanyaku setelah kami duduk di area taman. "Kau melihat live ku hingga selesai?" tanya Hoshi balik. Aku menggeleng "Aku hanya melihatnya sebentar" jawabku.

"Tadi ada salah satu komentar yang berkata bahwa apa yang terbaik dipikiran kita belum tentu terbaik untuk orang itu.." ucap Hoshi. "Aku menyadarinya bahwa aku mengambil keputusan berdasarkan pemikiranku" lanjutnya lirih.

"Lalu kenapa Jeonghan Oppa menelfonku?" tanyaku. "Jeonghan hyung juga memberi tahuku, bahwa aku seharusnya punya 1000 alasan untuk bertahan dibandingkan mengikuti 1 alasan untuk meninggalkanmu"

Hoshi menatapku dan menggenggam tanganku. "Apa mereka mengancammu? Apa yang mereka katakan padamu?" tanyanya. "Aku mengiyakan ajakanmu untuk menyudahi semuanya karena mereka berkata akan membuatmu kehilangan karirmu" jawabku.

"Aku merasa cukup jahat membuatmu berlatih hingga subuh, lalu bagaimana aku punya hati untuk melihatmu kehilangan semuanya?" kataku. "Mian, tak seharusnya aku meninggalkanmu.. tapi aku juga takut mereka mencelakaimu, itu yang mereka bilang padaku".

"Harusnya aku menjagamu, bukan meninggalkanmu.. apa kau tidak kesal denganku? Aku saja kesal.. kenapa aku tak berpikir untuk menjagamu saja" oceh Hoshi. Seperti biasa ia mengerucutkan bibirnya saat kesal.

Hoshi melepaskan genggaman tangannya kemudian membuka tangannya lebar. Ia melayangkan senyuman terbaiknya dan menungguku untuk jatuh kedalam pelukannya. Aku memeluknya, pelukan hangat yang sangat kurindukan.

Tanpa sadar air mataku jatuh. Aku senang, Hoshi kembali. Dan aku sadar bahwa kami memilih untuk pergi karena alasan yang sama. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan terjadi pada satu sama lain.

Hari itu kami tersadar bahwa kami saling mencintai. Sama-sama akan melakukan apapun untuk melindungi. Aku dan Hoshi berjanji untuk membicarakan semuanya sebelum mengambil keputusan kedepannya.

"Hei, jangan membuat kekasihku bekerja!" protes Hoshi saat aku membantu beberapa staff membawa kantung plastik berisi camilan. Hoshi menyambar plastik yang kupegang dan meletakkannya diatas meja.

Long Short Story SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang