[6] Alive /2/

2.2K 211 3
                                    

Recommended song: Seventeen - Love Letter------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Recommended song: Seventeen - Love Letter
------------------

Tanganku yang tadi tengah menuang jus jeruk terhenti. "Ne?" tanyaku. "Kau tumbuh dari gadis yang menyebalkan jadi gadis yang sangat cantik" ucap Wonwoo. "A..ah terimakasih" jawabku lirih.

Wonwoo menopang dagunya menatapku yang kemudian membuatku salah tingkah. "Ada apa melihatku sampai seperti itu?" tanyaku.

"Kan sudah ku bilang, kau sangat cantik.. aku jadi ingin melihatmu terus" jawab Wonwoo. Aku segera menenggak habis jus jeruk yang ada digelasku dan meletakkannya di tempat cuci piring.

"Aku berangkat kuliah" kataku sambil menyambar tasku yang kuletakkan dikursi. "Ayo kuantar, tunggu sebentar". Wonwoo berlari kekamarnya untuk mengambil kunci mobil.

Selama dijalan aku hanya diam. Aku tak tahu harus memulai percakapan bagaimana. Atau lebih tepatnya aku malu berbicara tak jelas didepan orang yang kusukai.

"Appa Jeon memperbolehkanmu kerja di kafe?" tanya Wonwoo. "Sebenarnya tidak, tapi aku berkata itu hanya untuk senang-senang" jawabku sambil menggaruk tengkukku.

"Haha ternyata kau tetap saja Y/N yang tak bisa diberi tahu" ejek Wonwoo. "Kalau aku yang melarangmu, apa kau menurutinya?" tanya Wonwoo.

Aku mengernyitkan dahiku "Apa bedanya kau yang larang dengan Appa?" tanyaku balik. Mobil yang kami naiki berhenti dilampu merah. Wonwoo melepaskan tangannya dari setir dan menatapku.

Ia meraih tanganku lalu menciumnya. "Maksudku jika aku menjadikanmu milikku lalu melarangmu bekerja, apa kau menurutinya?" tanya Wonwoo. Duniaku berhenti seperti tersihir. Mataku hanya terfokus pada senyuman yang terlukis diwajah Wonwoo.

Aku terdiam beberapa saat menatap Wonwoo. Jantungku pun ikut berhenti berdetak. Saat kesadaranku kembali, lampu lalu lintasnya telah berubah menjadi hijau. "Ah, lampunya hijau" kata Wonwoo lalu melepaskan tanganku.

Pipiku memanas dan jantungku berdegup tak karuan. Tanganku meremas seatbelt yang berada di dekat lenganku. Aku tak bisa menyembunyikan senyuman dari wajahku. Begitu juga Wonwoo, ia masih terus tersenyum.

Kami tiba di kampusku, Wonwoo menurunkanku tepat didepan gedung fakultasku. "Kau ada kerja hari ini?" tanya Wonwoo. "Ada setelah kelas terakhir" jawabku.

"Minta temanmu untuk menggantikan shiftmu, aku sudah lama tidak di Seoul.. jadi aku ingin memintamu untuk menemaniku jalan-jalan" ucap Wonwoo. Aku menunjuk diriku kebingungan.

"Iya, aku bicara dengan siapa lagi huh?". Ia mengacak rambutku sambil melayangkan senyumannya. "Tidak ada penolakan, kabari kalau kau sudah selesai!". Setelah mengatakan itu, Wonwoo memacu mobilnya keluar area kampusku.

Long Short Story SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang