[1] Unrequited Love.

4.7K 287 5
                                    

---------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---------

Aku menoleh kebelakang menatap punggung Jeonghan yang makin menjauh. Ia kembali masuk ke dalam rumah. "Ya terlepas dari apapun, kita hanya dijodohkan untuk kerjasama" ucapku.

Pernikahan kami diadakan seminggu setelah sama-sama menjabat menjadi CEO. Karena kami masih mengadakan kolaborasi besar, kedua orangtua kami memutuskan untuk merahasiakan pernikahan ini. Jeonghan juga mengatakan hal yang sama saat pernikahan kontrak kami di bahas.

"Nanti kau ke kantor untuk membahas kolaborasi?" tanya Jeonghan. Ia memakai dasi dan jasnya asal-asalan seperti biasa. Aku yang duduk menikmati kopiku kini menghampirinya dan merapikan dasinya.

"Iya, akan ku kabari nanti" jawabku. Jeonghan sempat terdiam saat melihatku merapikan bajunya. Ia tersenyum padaku "Oke, telfon saja jika akan ke kantor" ucapnya lalu meninggalkan rumah.

Jeonghan belum banyak berubah, ia tetap diam karena perjodohan ini. Aku sudah 2 kali ke kantornya dan sempat mendengar kabar bahwa Jeonghan berpacaran dengan salah satu karyawannya.

Mungkin saja itu hanya rumor yang dibuat-buat. Jeonghan hanya butuh waktu untuk menerimaku. Ia juga tak sepenuhnya diam selama dirumah, sesekali ia mengajakku berbincang meski hanya mengenai pekerjaan.

Sekitar 30 menit setelah Jeonghan berangkat, aku memutuskan untuk segera berangkat ke perusahaan dan mengecek segala sesuatunya disana. Sebelum menuju kantor Jeonghan.

"Nona, baru saja ada telfon dari asisten pribadi Tuan Yoon.. Ia berkata bahwa Tuan Yoon hari ini dapat ditemui kapanpun" jelas Nona Son saat aku tiba diruanganku.

"Kabari lagi aku akan kesana 2 jam sebelum makan siang, aku akan mengecek perusahaan dulu" jawabku sambil tersenyum. Aku menatap ponselku yang sedari tadi kugenggam. Ku kira Jeonghan akan mengabariku sendiri.

"Oke fokus, bukan saatnya kau lengah Y/N" batinku. Aku mulai mengerjakan beberapa finishing proyek milik Appa atau membaca dokumen-dokumen yang baru saja selesai dikerjakan oleh karyawanku. Sesaat pikiranku tentang Jeonghan hilang dan fokus dengan pekerjaanku.

"Nona, apa anda jadi membahas kolaborasi?" tanya Nona Son. Aku menatap ponselku. 1 jam lagi sudah waktunya makan siang. "Ah, aku akan selesaikan membaca dokumen ini dulu.. Bisa minta tolong siapkan mobilnya?" pintaku.

Nona Son tersenyum "Ahaha, anda kenapa sungkan seperti itu pada saya.. tentu akan saya siapkan" ucapnya. Ponselku sedari tadi tak bergetar, Jeonghan benar-benar hanya mengabariku melalui asisten pribadinya.

"Selamat siang, saya kesini untuk membahas kolaborasi" ucapku pada resepsionis perusahaan Jeonghan. "Tentu Nona Choi, Tuan Yoon sudah menunggu anda diruangannya" jawab mereka.

Long Short Story SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang