------------
Seorang gadis kecil berlari kearah Joshua dan memeluk kakinya. Aku menatapnya dan kami sama-sama terkejut. "Minseo.. hei tidak boleh seperti itu" ucap seorang wanita yang sepertinya ibu dari gadis kecil itu.
Ia menggendong anaknya dan membungkuk. "Mian.. kami sedang menunggu Appa nya jadi setiap orang memakai kemeja ia mengira itu Appa nya" jelas wanita itu. "Ah tidak apa, jadi gadis yang baik ya" ucap Joshua sambil mengelus pelan kepala gadis kecil tadi.
Setelah wanita tadi dan anaknya menjauh, Joshua tertawa. "Bisa-bisanya reflek kita sama-sama terkejut dan saling bertatapan" ucap Joshua. "Haha.. habis tiba-tiba dia memelukmu ku kira kau sudah punya istri dan anak" kataku.
"Itu dia butik langgananku" Joshua menunjuk sebuah butik dengan eksterior yang mewah. Ia mengajakku untuk masuk dan menyuruhku memilih atasan yang sesuai seleraku.
Aku hanya memilih dengan harga yang termasuk murah. Setelah mengganti kemejaku dengan kemeja baru, Joshua memberiku satu kantong penuh berisi kemeja dan beberapa rok bawahan.
"Untuk apa?" tanyaku. Ia mengangkat bahunya "Mungkin untuk ucapan terimakasih karena sudah mengalah saat di supermarket dan membantuku tadi" jawab Joshua.
"Baiklah, kau mau makan siang? aku yang traktir" tawarku. Joshua menatap jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. "Sepertinya aku harus segera kembali ke kantor" tolak Joshua.
Ia menyodorkan ponselnya "Tulis nomormu, nanti ku tagih jika aku senggang" ucap Joshua. Aku mengangguk dan memberikan nomorku. Joshua sebenarnya menawarkan untuk mengantarku pulang.
Aku menolaknya karena sepertinya ia terburu-buru kembali ke kantor. Lagipula aku tak masalah pulang naik bus seperti yang kulakukan setiap harinya. Ini juga masih sore jadi masih aman.
Di bus aku menatap kantong yang diberikan Joshua. "Huh.. dasar orang kaya" gumamku. Bagiku Joshua tampan, dan entah bagaimana ia memiliki aura yang kuat hingga mampu menarik hati semua orang yang melihatnya.
Tadi aku sempat akan pulang dengan hati yang kesal, tapi percakapan sederhana dan ketulusan Joshua saat meminta maaf membuat hatiku membaik.
"Oh? Eomma!" panggilku saat melihat sandal Eomma dirak sepatuku. "Eomma di dapur" teriak Eomma. Aku menghampiri Eomma dan meletakkan kantung belanja dari Joshua diatas meja makan.
"Ya! Kau bilang akan berhemat tapi lihat dirimu belanja baju sebanyak ini" omel Eomma. "Aku berhemat tahu! Itu tadi dibelikan oleh pria yang kutolong di kafe" jawabku.
"Oh ya? Memangnya kenapa ia membelikanmu baju sebanyak itu jika hanya kau bantu?" tanya Eomma. Aku mengangkat bahuku "Entahlah, ia bilang berterimakasih karena aku mengalah saat di supermarket dan membantunya di kafe" jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Short Story Seventeen
FanficImagine story a.k.a halu🌼 Bring your own imagination!