[4] We Can (Side Story)

2.7K 224 7
                                        

Warning: Banyak ke Uwu-an-----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning: Banyak ke Uwu-an
-----------------

Ponselku bergetar beberapa kali. Aku segera mencuci tanganku dan membukanya. Senyumanku langsung mengembang melihat notifikasi yang tertera. Ada beberapa pesan dari Mingyu.

Minguu: Aku baru saja selesai mengecek gudang kantor
Minguu:

Minguu: Sepertinya aku terlalu tampan hingga kacanya pecahㅋㅋ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minguu: Sepertinya aku terlalu tampan hingga kacanya pecahㅋㅋ

Aku berniat membalas pesan dari Mingyu. Namun saat baru saja selesai membaca, Mingyu menelfonku. "Halo, kau sedang apa?" tanya Mingyu dari seberang sana.

"Sedang mencoba baking, kenapa?" tanyaku balik.
"Kenapa tiba-tiba belajar baking?"
"Beberapa hari yang lalu kau bilang ingin beberapa jenis roti dan dessert, jadi aku mencoba membuatnya.. kalau enak pasti ku sisakan" jelasku.

Mingyu tertawa lepas "Kalau tak enak pun sisakan, akan kuberi tahu dimana kurangnya" jawabnya dengan percaya diri. Rasanya hatiku berbunga-bunga dan sangat senang.

"Kau tidak kerja? kenapa menelfonku?" tanyaku. "Bukankah seharusnya kau senang ditelfon suamimu?" protes Mingyu. Kami berbincang melalui telfon sejenak.

Sejak 2 bulan lalu setelah pulang dari Jeju, Mingyu sering mengabariku melalui messenger dan menelfonku. Ia bahkan tak melakukan hal seperti ini saat kami masih berpacaran.

Katanya ia tak ingin aku merasa tak dipedulikan lagi. Mingyu berkata bahwa ia tak mungkin mengurangi jam kerjanya karena posisinya adalah CEO. Sebagai gantinya ia akan terus mengabariku.

Mingyu juga jarang mengikuti acara makan malam bersama rekan kerjanya. Jika ia terpaksa harus ikut, biasanya saat pulang ia pasti membawakan sesuatu untukku.

"Kau mau makan malam apa? Aku belikan" ucap Mingyu. "Terserah saja, kalau kau ingin sesuatu beli saja.. aku juga mau" jawabku sambil melanjutkan membuat adonan.

"Baiklah, aku selesaikan dulu membaca laporan dari tim marketing.. setelah itu aku pulang" pamit Mingyu. "Ne, hati-hati dijalan saat pulang" jawabku. Setelah itu ada keheningan yang cukup lama diantara kami.

Long Short Story SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang