13

20.5K 360 1
                                    

POV Rengga

Pagi hari aku sudah bangun lebih dulu dan membersihkan diri. Aku sempatkan diri untuk menemui bibi. Agar dia sekalian memasak untuk sarapan. Karena aku yakin, Bella akan bangun sedikit terlambat. Karena pergulatan kami semalam.

Setelahnya aku kembali ke kamar utama. Melihatnya yang masih terlelap dalam selimut. Aku lepas kaosku, kemudian ikut bergabung disebelahnya. Aku posisikan lenganku sebagai bantalnya. Seperti mengerti, dia malah semakin merapat dan aku memeluknya. Sesekali kuelus perutnya yang menempel erat dengan perutku.

"Maafkan Papa ya sayang, yang kadang terlalu memaksa Mamamu," Gumamku.

Aku kemudian mencium keningnya lama. Dia menggeliat, lalu kuamati dia mulai bangun. Sepertinya dia sudah sadar, dengan dada bidang dihadapannya.

"Apa aku membangunkanmu sayang?" tanyaku pelan. Dia hanya menggeleng. Kemudian mendongak menatap mataku polos.

"Jam berapa Mas, sepertinya sudah siang. Hemm kenapa tidak membangunkanku," gerutunya pelan.

"Aku melihatmu begitu damai terlelap. Jadi mana tega aku membangunkanmu," Jawabku sambil mengusap punggung telanjangnya.

"Tapi seharusnya kita sudah sarapan Mas," ujarnya. Kemudian dia ingin bangkit namun kutahan dengan mendekapnya.

"Tak perlu memasak pagi ini, biar bibi yang memasak oke," Kataku pelan disisi telinganya.

"Aku minta maaf Mas, karena bangun terlambat," Lirihnya didepan dadaku.

"Aku yang seharusnya minta maaf, karena semalam sayang," ucapku tulus. Dia mendorong dadaku pelan melonggarkan pelukanku.

"Melayanimu adalah tugasku Mas. Maaf kalau aku belum bisa mengimbangi permainanmu," katanya menyesal.

"Sayang kenapa kamu sebaik ini hem. Aku sudah berulang berbuat kesalahan padamu," ujarku semakin merasa bersalah.

"Selagi aku dapat memakluminya. Aku akan dengan lapang dada memaafkanmu Mas," katanya masih menatap mataku.

"I love you, i love you Bellaku," ucapku bersyukur.

"I love you more Mas Rengga," balasnya. Lalu aku cium setiap jemarinya seraya memandang matanya dalam.

"Setelah ini Mas akan berangkat ke kantor. Kamu Mas tunggu dijam makan siang nanti ya. Aku menantikan bekal buatanmu sayang," Seraya memandangnya penuh damba.

"Iya Mas, nanti aku siapkan bekalnya,"

"Mas mau ke ruang kerja dulu ya, ingin memastikan sesuatu," Dia hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian aku beranjak keluar kamar.

POV Bella

Setelah Mas Rengga keluar. Aku berusaha bangkit, mencari dibuang dimana dress tipisku. Aku kadang tidak paham. Kenapa dia menyuruhkan memakai dress yang transparan. Bahkan tidak menutup sempurna bagian intimku. Tapi mengingat dirumah cuma ada aku, dia serta bibi.

Aku memaklumi. Walau terkadang aku malu bila berhadapan dengan bibi, Memakai pakaian semacam itu. Aku takut dia berpikir yang macam-macam.

Setelah kutemukan dress tersebut didekat nakas. Aku raih dress tersebut dengan berjongkok. Walau dengan perut sebesar ini, sudah agak susah untuk bergerak leluasa. Dengan sedikit perjuangan, aku akhirnya dapat bangun dari posisi jongkok. Langsung saja aku pakai dress tersebut. Kemudian sedikit merapihkan rambut panjangku. Sambil melangkah pelan keruang ganti, menyiapkan baju untuk Mas Rengga.

Setelah menemukan setelan yang cocok, aku membawanya ke ranjang. Melihat keadaan ranjang yang sangat berantakan. Aku rapihkan sejenak agar tidak terlalu merepotkan bibi.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang