30

13.8K 180 4
                                    

POV Bella

Kami sedang piknik didekat hutan buatan belakang rumah, Ketika aku rasakan kontraksi mendatangiku. Sudah seharian ini, terjadi kontraksi yang masih dalam intensitas rendah. Subuh tadi, selesai bercinta dikamar mandi dengan Mas Rengga kontraksi itu datang. Mungkin bayiku akan lahir besok atau 2 hari lagi. Mengingat intensitas kontraksi yang masih rendah.

Aldo dan Ares begitu menikmati waktu bersama dengan Papa mereka. Mas Rengga dibuat kewalahan dengan tingkah mereka, yang kian aktif.

Setelah aku amati, Aldo selain lebih manja dan rewel. Dia juga terlihat menyebalkan. Lihat sekarang saja, dia sedang menggoda Ares. Dengan merebut dan memainkan mainan Ares. Padahal mereka sudah punya mainan yang sama. Aku hanya dapat menggelengkan kepala. Sedangkan yang digoda, hanya diam dan lebih sibuk dengan Papanya. Mereka berdua bersama-sama menyusun lego.

Memang Ares lebih pendiam, tenang dan tidak rewel. Aku usap perutku, saat kontraksi itu datang lagi. aku tahan ringisan, agar tidak mengganggu waktu bermain mereka.

Ketika masuk waktu makan siang. Kami kembali ke rumah utama. Kami makan bersama dimeja makan. Dengan Aldo dan Ares duduk di haigh chair mereka. Mereka aku biarkan makan sendiri. Walaupun masih tetap dalam pengawasan Kara dan Andin.

Sedangkan aku fokus melayani Papa mereka. Yang entah mengapa, akhir-akhir ini jadi lebih manja dan mesum. Dia memang raja mesum. Bersyukur Mas Rengga tidak pernah memperlihat sifat itu, didepan anak-anak. Bisa ternoda mata mereka.

Selesai makan siang, Aldo dan Ares tidur sebab ini sudah masuk jam tidur mereka. Kini aku tengah memijat punggung Mas Rengga. Yang katanya capek, karena bermain dengan si kembar.

"Pijatanmu lumayan sayang," Katanya sambil memejamkan mata. Aku hanya tersenyum tanpa niat membalas. "Sudah cukup sayang," ucapnya menghentikan pijatanku. Dia berbalik menghadapku. Lalu menarikku pelan menuju ranjang.

Aku tahan desisan tiap kali kontraksi itu datang. Setelah aku nyaman bersandar dikepala ranjang. Mas Rengga membuka kancing teratas dress. "Aku ingin minum sekarang," ujarnya singkat. Menghisap kuat salah satu payudaraku.

Karena payudaraku yang semakin sensitif mendakti persalinan. Aku tidak bisa menahan ringisan. Ketika Mas Rengga meremas payudaraku. Lalu memelintir bagian putingnya. Sedangkan dia juga menikmati asi dari salah satunya dengan rakus.

"Ehmmm, Mas," Aku mendesah sembari memejamkan mata. Menerima segala sentuhannya pada payudarku.

Mas Rengga minum cukup lama. Kemudian tangannya mulai meraba vaginaku. Yang sudah mengeluarkan lendir sejak siang tadi.

"Kenapa tidak bilang kalau sudah merasakan kontraksi sayang?" Tanyanya masih sambil mengocok lubangku. Aku menggeliat, menahan desahan yang berulang kali hampir lolos. Akhirnya orgasme pertamku keluar.

"Ahhhh ehmm ma-af Mas. A-ku hanya ti-dakk ahkk, ingin mengganggu wak-tu. Ehmm bermain kamu dengan anak-anak. Argghhh, akhhh". Secepat itu aku kembali keluar. Dengan tiga jarinya yang mengocok cepat lubangku

Mas Rengga mencabut jarinya, seraya menatapku. Lalu memiringkan tubuhku, untuk membelakanginya. Terasa benda keras menusuk pahaku.

"Nanti bilang ya, kalau kontraksinya sudah sering terasa. Mas bantu cek kalau sudah ada pembukaan," ucapnya mengingatkanku. Aku hanya menggangguk. Karena selanjutnya kejantanannya memasukiku.

"Ahkkkk.." erangku. Menahan nyeri berlebih pada bawa perutku. Aku usap perut besarku. Sedang tanganku yang lain meremas sprei. Menyalurkan rasa nyeri dan nikmat yang datang bersamaan.

"Kamu masih senikmat ini sayang. Arghhh..," Mas Rengga mengerang. Seraya memaju mundurkan badannya pelan. Sedangkan aku menahan nikmat, nyeri secara bersamaan.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang