69

4.9K 90 2
                                    

POV Rengga

Aku masih menggendong Arlan yang sempat rewel. Karena mulai tumbuh gigi, membuatnya tidak nyaman. Yang berakibat pada terpotongnya jam tidurku. Ayah sempat menengok ke kamar. Kemudian pergi, setelah mengetahui Arlan sudah ada dalam gendonganku. Beliau hanya tersenyum singkat. Lalu berlalu kembali ke kamarnya.

Semenjak aku tak lagi menyentuh Bella, alias puasa diatas ranjang. Aku akan tertidur lebih malam dari biasanya, dan jarang sekali bisa nyenyak. Hal tersebut juga dikarenakan anak-anak. Yang mungkin terbangun dimalam hari. Jika ada sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman.

Setelah jam lewat tengah malam, Arlan baru terlelap. Aku kembali ke kamar, mendapati Bella yang tengah tertidur. Masih sambil menyusui Arga. Aku lihat putraku satu ini masih menghisap puting Mamanya. Walau matanya sudah tertutup.

Mereka rata, memiliki badan yang gemuk. Karena asupan asi yang cukup dari Bella. Aku usap poni Bella lembut. Sedangkan tanganku yang lain membenarkan letak dressnya.

Melihat Arga yang tampak menikmati asi Bella. Membuatku pikiranku melayang. Membayangkan aktivitas panas, yang biasanya kami lakukan. Dimanapun dalam rumah besar kami.

Aku menggeleng keras, lalu bangkit. Merasa menyesal, melihat juniorku yang sudah sesak dibalik celana pendekku. Hah, oke aku harus menuntaskan ini, batinku berkata. Seraya melangkah ke kamar mandi.

Bermain solo dengan bantuan kedua tanganku dan sabun. Agaknya baru akan membuat mataku terpejam. Setelah puas dengan satu pelepasan kuat. Selanjutnya aku membersihkan sisa aktivitasku. Lalu keluar dengan perasaan yang cukup lega.

Aku berbaring pelan diranjang. Tidak ingin membuat guncangan, yang dapat membangunkan dua malaikatku. Dengan gerakan sepelan mungkin. Aku peluk tubuh Bela dari belakang. Mengurungnya dengan lengan hangatku.

POV Bella

Aku terbangun, dengan pelukan hangat melingkari perutku. Dengan gerakan pelan, aku pindahkan tangan Mas Rengga. Aku benahi bra dan dress atasku. Melihat Arga masih terlelap. Aku mulai bangun. Memindahkan Arga, agar lebih dekat dengan Mas Rengga.

Beranjak membersihkan diriku. Sebelum keluar dari kamar mandi, aku oleskan gel pada perutku. Agar membuatku lebih nyaman. Setelah selesai aku keluar. Membenahi sedikit penampilanku.

Kemudian meraih Arga dalam gendonganku. Dia sedikit terusik, yang membuat Mas Rengga mengerjab membuka mata.

"Kamu sudah bangun sayang," tanya Mas Rengga. Sembari bergerak menegakkan badannya. Lalu bersandar dikepala ranjang.

Aku bangkit perlahan. Masih sambil membawa Arga dalam gendonganku.

"Segera mandi Mas. Setelan kerjanya sudah aku siapkan," ujarku memberitahu.

Tanpa menunggu responnya, aku keluar kamar. Membawa Arga ke baby sisternya untuk segera dimandikan. Walau aku lihat dia masih lelap dalam gendonganku. Arga tetap harus segera mandi.

Ketika masuk kamar anak-anak. Arlan sudah tampak segar dan wangi. Setelah menyerahkan Arga pada Melia. Aku sempatkan mencium pipi Arlan. Sebelum keluar kamar, untuk membangunkan kakak-kakaknya.

"Sebentar ya sayang. Mama bangunin kakak dulu," ucapku, setelah mencium pipinya.

Arlan sudah merentangkan tangannya. Rosa yang mengerti, segerah membaringkan Arlan. Memberinya asi dalam botol.

Aku tersenyum tipis, sedikit menyesal tidak bisa segera menyusui Arlan. Selanjutnya beralih kekamar kakak-kakaknya satu persatu. Menghadapi Aldo, yang terkadang rewel. Jika dibangunkan membuatku hafal akan sifat mereka.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang