40

10.7K 137 0
                                    

POV Rengga.

Membantu Bella naik ke kursi depan dengan hati-hati. Setelah memastikan dia nyaman, aku tutup pintu mobil. Selanjutnya aku berjalan memutar. Lalu duduk dibalik kemudi.

"Ternyata dia yang namanya Renita," Bella tiba-tiba berucap. Setelah mobil melaju meninggalkan restoran. "Bukankah dulu kalian dekat Mas," ujarnya penasaran.

"Iya, kita dekat karena berada dijurusan yang sama selama kuliah," ucapku santai. Dia mengangguk, lalu kembali berucap.

"Dekat sebagai teman atau lebih dari itu?" Tanyanya hati-hati.

"Lebih, tapi itu dulu. Sebelum kami lulus dan sama-sama berpisah, untuk melanjutkan studi S2 ke luar negeri," jawabku hati-hati. Tak ingin salah memilih jawaban.

"Saat itu, ada hubungan apa diantara kalian?" tanya Bella lagi.

"Hanya teman. Karena memang, aku hanya menganggapnya sebagai teman. Walaupun Renita pernah menyatakan perasaan padaku. Tapi pernyataan itu dengan tegas aku tolak. Karena tidak mau menodai pertemanan kami," ujarku menjelaskan. Terasa tangan halus Bella menggenggam tanganku. Aku tautkan jerimaku dengan jemarinya.

"Aku kira kalian pernah jadi sepasang kekasih," Kata Bella. Seakan ada beban yang terangkat dari nada suaranya

"Kamu yang pertama sayang . Dan wanita yang aku cintai selain Mama. Mama dari anak-anakku," ungkapku jujur. Bella tersenyum senang lalu memandang keluar jendela.

"Mas, aku ingin es krim itu," ucapnya antusias. Aku lihat penjual es krim yang ditunjuknya. Selanjutnya mencari tempat parkir.

Keluar mobil, aku genggam tangan Bella. Sampai di dekat penjual es krim tersebut.

"Pak, es krim vanila satu ya," ucapku memesankan es krim untuk Bella.

"Kamu nggak sekalian Mas?" tanya Bella memandang ke arahku.

"Kamu lebih tahu apa kesukaanku sayang," aku berbisik lirih disamping telinganya. Ada semburat merah, ketika dia aku goda seperti itu.

"Ini es krimnya buk," ujar penjual itu. Aku ambil es krim itu, sebelum Bella dapat meraihnya.

"Terimakasih Pak, kembaliannya buat bapak saja," ucapku memberikan selembar uang.

"Makasih Pak," balas penjual tersebut.

Setelahnya aku lingkarkan lenganku di sekitar pinggang Bella. Berjalan pelan, mencari bangku kosong di taman ini. Salah satu tangan Bella, tetap menyangga perut besarnya. Meskipun sudah memakai maternity belt. Sepertinya itu sudah tidak mampu menyangga perutnya.

Aku bantu dia duduk perlahan, lalu meluruskan kakinya. Bella menikmati es krimnya dengan tenang. Sembari sesekali mengamati bunga-bunga disekitar taman. Tanganku mengelus lembut perutnya. Dia hanya tersenyum, melihat perlakuanku. Lalu fokus kembali pada es krimnya.

Terlihat banyak anak-anak yang bermain disekitaran taman ini. Karena hari semakin sore, selesai makan es krim. Aku ajak Bella pulang. Sesampainya dirumah, aku suruh bibi untuk menyiapkan makan malam. Didekat gazebo samping kiri rumah. Dan itu tanpa sepengetahuan Bella.

.

"Ehm, ouhhh," lenguh Bella. Menerima hentakan kejantananku dibelakang tubuhnya.

Kamar mandi ini, penuh dengan suara benturan tubuh kami. Dan tidak lupa desahan dan teriakan Bella. Tidak masalah, mau sekencang apapun kami membuah kegaduhan. Karena kebanyakan ruangan dirumah utama ini, kedap suara. Jadi tak mengganggu anak-anakku.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang