64

5.6K 84 0
                                    

POV Rengga

Setelah menyelesaikan semua masalah yang rumit diperusahaan cabang ini. Akhirnya titik terang terbit juga. Semua pelaku sudah tertangkap dengan penelusuran polisi. Mereka membayar setimpal, atas apa yang sudah mereka perbuat. Dengan menggelapkan dana perusahaan ini.

Aku berkutat berhari-hari dengan pekerjaan. Dibantu asisten pribadiku disini. Menyelesaikan masalah yang mereka tinggalkan. Akhirnya, setelah lama aku bersabar. Dengan sekuat tenaga memulihkan perusahaan kembali. Aku bisa bernafas lega juga. Tinggal sedikit lagi selesai.

Beberapa hari kedepan pelantikan direktur baru akan dilaksanakan. Direktur sudah terpilih, dan aku bisa sedikit menikmati hari santai. Hari ini aku pulang lebih awal, setelah selesai meeting diluar kantor. Aku sudah malas untuk kembali, jadi lebih baik pulang saja.

Bertemu anak-anak dan istri, tidak pernah menjadi pilihan yang buruk. Setelah aku tengok anak-anak. Yang sudah tampan dan wangi setelah dimandikan. Mereka kembali menikmati asi yang disiapkan Bella. Aku beralih menuju kamar. Tas kerja aku letakkan disofa, lalu terdengar pintu terbuka. Aku lihat Bella dalam balutan handuk, yang hanya menutupi payudara sampai paha. Perutnya seakan mengintip dari lilitan handuk tersebut.

"Mas sudah pulang?"

Aku tersadar dari lamunanku, menatapnya yang kini sudah didepanku. Membantuku melepaskan jas dan kancing lengan. Yang selalu sulit untuk aku buka sendiri. Aku ikuti dia dari belakang. Meraihnya dalam pelukan erat, ketika dia memasukkan jas tersebut ke keranjang pakaian kotor.

"Mas mandi dulu, ini sudah sore." Perintahnya yang aku abaikan, dengan tetap menciumi pundak sampai lehernya.

"Kangen kamu sayang. Bagaimana kalau kamu ikut mandi bersamaku?" kataku disela cumbuan.

"Aku baru selesai mandi Mas,"

Dia sudah bergerak ke meja rias. Dan aku masih memeluknya. Menikmati aroma segar tubuhnya yang begitu memikat. Tanganku sudah berada dibalik handuknya. Mengusap perut bawahnya, sedangkan yang lain aku masukkan ke intinya.

Dia masih berusaha mengabaikan reaksi sentuhanku. Disela aktivitasnya menyisir rambut. Sebelum dia menundukkan wajahnya. Dia sudah keluar dibawah sana. Ketiga jariku sudah basah oleh cairannya. Aku masukkan perlahan milikku, aku tarik pinggulnya hingga sedikit menungging.

"Masshh, shhh."

Aku tersenyum mendengar desahannya. Terdengar begitu merdu ditelingaku.

Hah, ini sudah hampir satu bulan setelah kunjungan Andre terakhir kali. Dan aku mendapatkan hasil yang bagus. Perut Bella semakin bulat, besar. Ck, aku berdecak kagum setiap kali melihatnya menggunakan dress yang ketat. Kelewat cantik, bahkan aku takut pekerja laki-laki dirumah akan melihatnya. Yang makin menggoda untuk dicicipi.

"Ahk..." Aku pegangi perut bawahnya erat, sambil memompanya cepat. "Ahk.." Aku percepat gerakanku dibelakangnya. Merasa akan segera sampai. "Ahk.." teriaknya tertahan.

Aku angkat salah satu kakinya. Bertumpu pada meja rias dihadapan kami. Salah satu tanganku, aku larikan ke klitorisnya. Menggodanya yang sudah tak dapat membedakan hasrat dan nyeri diperutnya. Yang tidak aku pedulikan.

"Masssh..." panggilnya disertai desahan. Terdengar sangat panas ditelingaku.

Benihku menyembur kuat memenuhi rahimnya. Badan kami bergetar, mencapai klimaks bersamaan. Aku usapi perut besarnya, yang terlihat menggantung di minggu ke 23 ini. Aku tegakkan punggungnya, melihat bayangan kami dicermin. Wajah sayunya begitu menggodaku. Aku kecupi pipinya yang memerah.

"Kamu cantik sayang," ucapku dengan suara yang berat. Saat ingin menarik handuk yang masih menutupi tubuhnya. Dia menahan gerakan tanganku.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang