46

9.2K 141 15
                                    

POV Rengga

Tepat pukul 5 sore, aku sampai di rumah. Langkahku langsung mengarah ke kamarku, bersama Bella. Saat aku buka pintu, terlihat dia masih tidur. Melihat wajah polosnya, aku jadi tidak tahan untuk menciuminya. Ciuman itu berhasil membangunkan Bella. Namun saat bangun, aku lihat dia tampak lega sekaligus menampakkan wajah lelah. Bella seketika memelukku erat dan menumpahkan tangisannya.

Aku masih berusaha menelaah apa yang terjadi tetapi. Bella enggan berbicara mengenai dirinya. Bella mengedepankan urusan anak-anak. Dan aku sebagai suaminya merasa tersanjung oleh perhatian yang dia curahkan. Aku sudah merasa ada yang berbeda darinya, sejak pagi tadi. Tapi aku tidak yakin itu. Melihat waktunya, memang seharusnya sudah ada tanda-tanda kelahiran bayi kami.

Ketika aku sedang mencoba membantunya turun dari ranjang untuk mandi. Tintihannya terdengar jelas olehku. Sudah aku duga, dia telah merasakan kontraksi sebelum persalinan. Segera saja aku periksa, kawatir bila dia sudah mengalami pembukaan tanpa sepengetahuanku. Setelah aku lihat, syukurlah aku belum melewatkan apapun. Aku tersenyum, mencoba menenangkannya.

Bahkan aku belum melepas setelan kantorku. Saat melihat anak-anak yang sudah bermain dengan pengasuhnya. Tidak ingin menganggu keasikan mereka bermain. Kemudian aku perintahkan bibi untuk segera menyiapkan makan malam untuk kami.

Aku masuk ke kamar mandi, ketika mengetahui Bella belum selesai dengan acara berendamnya. Mandi bersama aku kira bukan pilihan yang buruk. Aku ingin menikmati ini, sebelum dia melahirkan. Bella cukup terkejut, dengan keberadaanku. Yang sudah menginvasi bath up, yang sebelumnya hanya terisi olehnya.

"Sejak kapan kamu merasakannya?" Aku bertanya, seraya memijat pundaknya pelan.

"Pagi tadi Mas. Ketika aku menemani anak-anak bermain dikebun belakang," jawabnya pelan. menikmati pijatanku di pundaknya.

Tanganku masih aktif memijatnya dibagian-bagian tubuhnya yang nyeri. Tapi aku juga tidak bisa menghentikan tanganku, yang sudah merambat kebagian sensitifnya. Tanganku mengusap perutnya. Sementara salah satunya sudah masuk ke liang senggamanya. Membuat Bella mendesah disertai rintihan yang terdengar lebih seksi dari biasanya.

"Mashhhh, ehm-mm," desahnya sembari menutu mata. Punggungnya sudah sepenuhnya bersandar padaku. Menengadahkan kepalanya pasrah. Membuatku dapat mengamati wajah erotisnya dengan leluasa.

Desahannya begitu merdu di telingaku. Membuatku semakin semangat untuk menggodannya. Tanganku menangkup payudara besarnya. Aku remas perlahan payudaranya, lalu putingnya aku pelintir. Hingga dia mendesah keras, akibat gejolak hebat yang diakibatkan sentuhanku.

"Mashhhh," panggilnya dengan suara desah merdu. Badannya bergetar, kala mendapat orgasme pertama. Hanya dengan sentuhanku pada payudaranya.

Mulutku masih terus menjelajahi tengkuk, leher dan sesekali menghisap telinganya. Nafasnya semakin memburu, ketika ketiga jemariku sudah masuk ke lubangnya. Mengocok cepat sampai Bella mendapatkan orgasme yang kedua kalinya.

"Ahhh, sssshh Mashh," desahnya di iringi rintihan.

Bella masih menormalkan nafasnya. Ketika aku menggendongnya keluar dari bath up. Aku berjalan pelan, menuju closet lalu memangkunya disana. Kejantananku sudah keras dibawa sana, sudah siap untuk masuk ke sarangnya. Dengan gerakan perlahan, lubang surgawi Bella aku posisikan tepat di atas kejantananku. Satu gerakan dan kejantananku sudah masuk sempurna.

"Emmm, ouggghhh Mas Renggahh," panggilnya begitu seksi. Seraya tangannya mencengkram lengan dan belakang leherku.

"Ahhk, bergerak perlahan sayang," ujarku pelan. mengkomandonya untuk bergerak. Kedua tanganku berada disisi pinggangnya, membantunya untuk bergerak. Dinding vaginanya menjepit kejantananku erat, membuatku gila oleh kenikmatan ini.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang