25

14.6K 219 6
                                    

POV Bella

"Kamu capek?" Tanyanya ketika sampai dikamar

"Capek tapi aku menikmatinya Mas", jawabku sambil merapihkan tempat tidur kemudian kurasakan lengan hangat melingkari perutku. Aku tegakkan badanku lalu dia mulai menyerukkan wajahnya keleherku.

"Maafkan Mas ya, yang kurang ada waktu untuk kalian". Katanya semakin mengeratkan pelukannya. Aku usap tangannya yang melingkar disekitar perutku.

"Kamu bekerja keras untuk kami Mas. Terimakasih untuk selalu meluangkan waktunya."

"Aku berusaha, aku juga tidak mau melewatkan tumbuh kembang mereka." Aku hanya tersenyum mendengar tutur katanya lalu berbalik menghadapnya. Aku telusuri rahang tegasnya dengan sebelah tangan.

"Jadilah papa yang hebat untuk mereka." Kemudian aku balas pelukan hangatnya. Dia mulai menciumi tengkuk dan leherku. Aku longgarkan pelukanku dan memandangnya sesaat lalu bibir kami saling menempel. Dia menciumku lembut penuh kasih sayang. Mas Rengga melepaskan ciuman kami kemudian memandangku lekat.

"Apakah boleh sayang?" Aku memejamkan mata sebagai isyarat kemudian dia mulai menindih tubuhku diranjang. Dia bersikap lembut disetiap sentuhannya dan mulai membawaku terbang. Malam itu dan malam-malam selanjutnya menjadi malam yang panas bagi kami. Lebih tepat aku dihajar habis-habisan olehnya. Dia seperti tiada lelahnya menggagahiku sepulang kerja. Walau nampaknya lelah sepulang kerja namun dia selalu bersemangat ketika bermain diatas ranjang. Jadilah selama sebulan ini aku akan menyerahkan sikembar pada Kara dan Andin jika Mas Rengga sudah pulang kerja bahkan terkadang jika aku telat bangun atau terlalu lama mandi mereka yang akan memandikan sikembar. Seperti saat ini Mas Rengga masih dengan semangatnya menghujamku dengan aku yang berdiri membelakanginya dan dia memegangi satu kakiku agar tetap terangkat.

"Ahk...sudah mas", kataku pelan yang memeringatinya.

"Sekali lagi sayang, arghhhh...", sedangkan dia masih memburu pelepasannya aku sudah lemas dan mengingat ini sudah pagi. Sudah waktunya aku memandikan sikembar. Untuk memasak mungkin sudah ditangani bibi tapi untuk merawat si kembar tetap menjadi prioritasku.

"Oughhh masshhh..",

"Sedikit lagi sayang hah"

"Ahkkk.."

"Keluar bersama sayang",

"Ahkkkkk Mas Rengga", kuteriakan namanya bersamaan dengan semburan hangat yang memenuhi rahimku. Hingga beberapa saat kami sama-sama mengatus nafas. Kemudian dia mulai melepaskan penyatuan kami dan mulai memutar shower membasahi tubuh kami. Kami saling membersihkan satu sama lain tidak lupa dia yang selalu curi-curi untuk sekedar mencium dan mengecup pipiku. Aku selesaikan mandiku terlebih dahulu daripada dia kemudian aku siapkan setelan kantornya. Setelah selesai dengan penampilanku sendiri aku hampiri kamar si kembar.

"Uhhh sayangnya mama mandi yuk", ternyata Kara dan Andin menanti kedatanganku karena Aldo yang agak rewel. "Abang Aldo kok pagi-pagi udah rewel si nak, uh sayangnya mama" sambil menggendongnya memasuki kamar mandi. Selagi aku memandikan Aldo, Ares dimandikan oleh Andin. Aldo lebih manja dan rewel daripada Ares yang lebih pendiam dan tenang. Sifat itu sudah terlihat ketika disaat-saat tertentu ketika aku sedang menyusui Ares namun Aldo yang masih dalam gendongan Kara tiba-tiba menangis. Setelah berpindah dalam gedonganku dia akan tenang dan tertidur kembali. Dasar mirip sekali dengan papanya yang tidak mau diabaikan. Ketika sudah selesai dengan urusan mandi dan berpakaian aku mulai duduk menyusui Aldo yang nampaknya sudah lapar. Aku yang terlalu fokus memandangi wajah Aldo sampai tidak menyadari kehadiran Mas Rengga disisiku.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang