35

10.1K 151 0
                                    

POV Rengga

Kedatanganku disambut oleh anak-anak, yang berebut dalam gendonganku. Hasilnya Amira dan Aldo disisi kanan kiriku. Sedangkan Ares bergelayut pada kakiku. Memang mereka selalu seperti ini, jika mengetahui kedatanganku. Rumah ini hanya sepi, pada jam tidur siang dan jam malam. Seperti yang aku impikan, yaitu rumah penuh dengan keceriaan dan kehebohan mereka. Ketika sudah dimeja makan, Bella menghampiri kami. Lalu menyiapkan makan siangku.

"Sudah baikan hem?" tanyaku. Seraya memandangi penampilannya. Yang siang ini begitu memukau.

Lihat badannya yang indah. Dan perutnya yang sudah sedikit menonjol begitu sempurna di mataku. Aku tersenyum tipis. Bukan hanya hari ini, tapi lebih tepatnya setiap hari dia selalu memukau dan seksi.

Aku memang sengaja, memesan pakaian yang sudah dipilihkan desaigner. Dengan berbagai model yang seksi. Yang terus menyesuaikan dengan ukuran perutnya.

Setiap hari sebelum kembali ke kantor. Setelah makan siang, aku sering mengajaknya bermain. Paling tidak 1 ronde. Seperti saat ini, ketika Bella sedang dikamar mandi. Aku ikut masuk dan langsung mencium lehernya buas.

"Cantik seperti biasa," ujarku dalam. Sembari menyingkap dressnya ke pinggang. Sedangkan bagian dada sudah turun, hingga menampakkan payudara besarnya. Ketiga jariku sudah masuk liangnya. Menggoda, membuat Bella orgasme dengan cepat.

"Oughh, em-mp, ah," Desahnya saat orgasme.

Kami melakukannya dengan posisi berdiri. Dengan dia membelakangiku. Bella berpegangan pada horden, agar tetap tegak. Saat aku bergerak menyentaknya.

"Aa-ah, hmm," lenguhnya. Menerima kejantananku. Memenuhi vagina hangat milik Bella. Memberikan kesempatan padanya untuk dapat menyesuaikan diri. Lalu mulai bergerak pelan.

"Massh.., huh," panggilnya terdengar begitu seksi. Membuatku tambah bersemangat.

Aku pegangi pinggangnya, agar tidak banyak bergerak. Sedang aku bergerak cepat. Masih memburu kepuasanku.

"Arrrgh, sayanggh," erangku seraya meremas kedua payudaranya. Membuat Bella menyandarkan kepalanya di pundakku.

"Yah, emm-mpp, oh, huh," Bella mengatur napasnya. Seiring gerakanku yang semakin kasar. Menimbulkan bunyi nyaring akibat tumbukan alat genital kami.

Salah satu tangannya mencengkram belakang leherku. "Er-ngggh, argggh," erangku. Merasakan pijatan akibat kedutan dinding vagina Bella. Sepertinya dia sudah hampir sampai. Tak akan aku biarkan dia meraihnya semudah itu.

"Em-mp," lenguhnya sembari memejamkan mata.

"Tahan Bella," ucapku cepat. Bergerak kian semangat, memprorak porandakan pertahanannya.

Bella menggeleng pelan. wajahnya mengernyit menahan gelombang ini. "Masshh, ahk, huh," kembali dia mengatur napas. "Ak-kuh nggak tah-han, ahk," pekiknya dengan wajah mengernyit.

Gelombang itu datang, menambah volume kejantananku di dalamnya. "Argghh, Massh," erangnya pelan. mencengkram kuat kerah leherku.

"Keluarkan sayanggh," ucapku tertahan.

"Arghhh, Mass" jeritnya ketika kami keluar bersama. Menggetarkan tubuh kami. Menghasilakn peluh yang begitu terlihat seksi di wajah Bella.

"Hah, hah," napas kami saling bersahutan. Aku sudah memeluknya erat. Menenggelamkan seluruh kejantananku. Mengantarkan seluruh benih yang sempurna diterima oleh Bella.

Aku kecup pipinya sesekali. Sembari menormalkan napas yang masih memburu. Melarikan sebelah tanganku untuk mengusap perut buncitnya. Lalu mencium pipinya lagi. Sedangkan Bella masih menengadahkan kepalanya di pundakku.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang