26

13.2K 195 0
                                    

POV Rengga

Saat ini aku sedang menikmati kebersamaanku bersama keluarga kecilku. Setelah puas bermain dengan Bella, kami lanjutkan dengan mandi bersama yang bukan hanya mandi. Walau dia bilang capek namun dia selalu kembali antusias jika berkaitan dengan kedua jagoan kami. Dengan tetap dibantu Kara dan Andin yang mengawasi kami main disekitar taman belakang rumah. Aldo dan Ares dengan cepat merangkak menggapai setiap rerumputan daun ataupun bunga yang dilihat mereka. Sedangkan kami berdua hanya mengawasi mereka dari kejauhan. Sesekali aku bangkit mengikuti Aldo dan Ares yang membuat kedua baby sisternya kewalahan. Beruntunglah Dokter Ani merekomendasikan mereka karena mungkin jika tanpa mereka pasti istriku akan sangat kelelahan menghadapi tingkah aktif mereka yang seperti tiada lelahnya. Hal itu tidak baik untuk kandungannya yang sudah nampak menonjol. Aku selalu memastikan dia mengkonsumsi obat yang diresepkan Andre, aku selalu mengawasinya walau tidak selalu ada didekatnya. Karena kesibukan pekerjaan yang membuatku tidak bisa selalu stay dirumah. Lagipula dia juga masih menyusui kedua bua hati kami. Ketika hari menjelang siang kami mulai beranjak kedalam rumah karena hawa panas menyengat tidak cocok untuk kulit bayi. Setelah bergantian disusui oleh Bella akhirnya mereka dapat tidur dengan tenang dikamarnya.

Dari yang aku lihat obat pemberian Andre belum berpengaruh signifikan pada bobot bayi dalam kandungan Bella. Kata Andre obat tersebut akan terlihat pengaruh pada trimester ke-tiga dan aku tidak sabar menantikannya. Menikmati tubuh Bella masih menjadi favoritku walau penat kantor, capek badan tapi semua itu hilang ketika melihat kedua bayiku apalagi menyaksikan Bella menimang kedua bayiku bergantian dengan perutnya yang sudah tampak menonjol. Seusai menidurkan kedua bayiku kami makan siang, kupandangi Bella yang semakin cantik setiap harinya.

"Mama dan papa mungkin akan berada di Singapura sampai pekerjaan papa selesai."

"Hem, padahal sebelumya mama sangat suka mengunjungi Aldo dan Ares Mas"

"Ya gimana lagi sayang kalau papa ada pekerjaan kemanapun ya mama harus ikut, kan papa nggak mau berada jauh dengan mama lama-lama."

"Apa kamu juga begitu Mas?"

"Tentu saja, aku tidak bisa jauh dari kalian apalagi darimu terlalu lama." Aku lihat semburat merah memenuhi pipinya.

"Bisa saja kamu Mas", aku hanya terkekeh melihat tersenyum malu seperti itu. Setelah selesai makan dan minum obatnya aku bawa dia kembali ke kamar. Menikmati waktu bersama istriku hanya berdua begitu menyenangkan. Langsung saja aku lahap bibir ranumnya, aku lepaskan semua pakaian yang melekat padanya. Ketika dia sudah pasrah dibawahku, aku pandangi sejenak perutnya yang begitu mempesona. Aku kecup dan kuciumi perutnya tak lupa aku menghisap payudaranya dengan rakus. Walau setiap malam tak pernah aku lewatkan dengan menghisap asinya namun aku selalu kecanduan dibuatnya.

"Massh cukup, itu jatah Aldo dan Ares nanti sore." Langsung saja aku hentikan aksi menghisap kemudian mencium bibirnya lagi. aku masukan kejantananku kelubangnya yang sudah basah sedari tadi. Dia menggeliat dibawahku menerima hujaman dalamku. Setelahnya kamar hanya ini diisi oleh desahan, teriakan dan suara tubuh kami yang saling berbenturan. "Ahkkk, arghh.. Mas", mendengar teriakannya malah membuatku semakin semangat menghentaknya. Aku sudah tidak menghitung berapa kali aku keluar didalamnya. Aktivitas kami baru berhenti ketika Bella sudah tidak sadarkan diri. Aku bersihkan diriku dan setelahnya segera memberitahu bibi untuk membawa makan malam kekamar saja. Aku terpaksa membangunkan Bella ketika Ares terbangun dengan tangis. Aku tenangkan dia dalam gendonganku sedangkan Andin masih izin untuk membersihkan diri. Ares langsung tenang ketika sudah minum asi dari sumbernya.

"Mas Kenapa tidak membangunkanku saja hem",

"Mas tahu kamu masih capek sayang." Kemudian tidak terdengar lagi balasan darinya. Istriku hanya sibuk memandangi jagoan kami yang menghisap asi dengan kuat.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang