42

8.8K 133 4
                                    

POV Bella

Aku berendam untuk merilekskan tubuhku yang pegal, setelah aktivitas semalam. Beruntungnya Mas Rengga tidak memaksa untuk mandi bersama. Karena pasti akan berakhir, tidak sekedar mandi. Tapi membuatku semakin pegal, sebab tanpa lelah dia terus melakukannya.

Sejak menikah, hanya setelah aku memasang kontrasepsi saja. Mas Rengga seperti membatasi diri, untuk melakukan hubungan intim denganku. Berpikir waktu itu aku juga sedang masa pemulihan rahim. Setelah dua kali berturut-turut mengandung dan melahirkan. Setelah melepas kontrasepsi, dia kembali menjadi Mas Rengga dengan kebutuhan seks yang sangat tinggi.

Setelah satu jam berendam dan hampir ketiduran. Dengan susah payah, aku berdiri. Keluar dari bath up, meraih handuk untuk mengeringkan tubuh. Ketika aku keluar, aku temukan Mas Rengga bersandar disamping pintu kamar mandi.

"Kamu mengagetkanku Mas," ujarku agak terkejut. Wajahnya terlihat kawatir, lalu segera menuntunku perlahan ke ruang ganti.

"Mas kawatir terjadi sesuatu didalam kamar mandi. Karena kamu terlalu lama didalam sana. Mas sudah berulang kali memanggil, tapi kamu tidak memberikan jawaban, ucapnya mengungkapkan rasa cemasnya. "Dan kenapa pintunya dikunci, Mas jadi harus meminta kunci cadangan kepada kepala pelayan," Mas Rengga seperti ibu-ibu yang mengomel.

"Maaf Mas. Tadi aku berendam dan hampir tertidur," lirihku sedikit merasa bersalah. Dia membawaku dalam dekapannya, setelah berhasil memakaikanku dress longgar navy.

"Jangan diulangi lagi. Kalau perlu, Mas temani kamu mandi dan berendam," Katanya lirih penuh kekawatiran. Aku tidak menyangka dia secemas ini, ungkapku dalam hati. membalas peluka hangatnya.

.

Aku sedang bersiap ke acara resepsi Dokter Ani. Menggunakan gaun yang sebelumnya sudah disiapkan oleh Mas Rengga. Gaun panjang ketat, dengan belahan tinggi. Membuat paha juga punggungku, terekspos sempurna. Aku rasa ini terlalu terbuka, untuk dipakai ibu hamil sepertiku. Dengan menggunakan selendang, aku tutupi punggung mulusku. Lalu segera melangkah keluar ruangan.

Jangan tanya penampilanku saat ini. Dengan lekuk tubuh yang tercetak sempurna, apalagi bagian perutku yang nampak sangat menonjol. Ketika aku berjalan tertatih kearah Mas Rengga, yang duduk diruang keluarga. Dia hanya mengamatiku lama. Perlahan aku mengambil tempat disebelahnya. Secara reflek dia membantuku duduk bersandar dengan nyaman.

"Sangat cantik sayang," bisiknya disamping telingaku. Seraya mengecup pelipisku mesra yang sukses membuat pipiku merona.

Dia mengamati lagi penampilanku, lalu semakin merapatkan tubuhnya. Mas Rengga mengusap punggung dan perut bawahku. "Kalau tidak nyaman, kamu bisa memakai gaun yang lain sayang," katanya pengertian. Seakan tahu gelagat yang aku tunjukan. Berganti gaun hanya akan memakan lebih banyak waktu, batinku.

"Tidak perlu Mas. Selendang ini cukup menutupi punggung dan lenganku," ujarku meyakinkannya. Mas Rengga mengecup pelipisku lagi.

Lalu membantuku berjalan sampai mobil. Sepanjang perjalanan, dia terus menggenggam tanganku. Dedangkan dia menyetir dengan satu tangan.

Sesampainya ditempat acara, Mas Rengga segera mengarahkanku untuk duduk. Walau sepanjang jalan, banyak pasang mata yang mengamati kami. Namun aku tidak fokus pada mereka. Karena aku berusaha berjalan tegak tanpa tertatih, akibat kandunganku. Tangan Mas Rengga terus melingkari pinggangku. Sampai kami menemukan meja kosong.

Aku begitu lega dapat duduk bersandar. Sementara Mas Rengga pamit, untuk mengambilkanku minum. Aku yang masih sibuk mengusap bawa perut. Tidak sadar jika ada perempuan yang sudah duduk disampingku.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang