57

5.5K 106 15
                                    


POV Rengga

Aku pulang setelah selesai dengan pekerjaanku. Menyerahkan segala urusan kantor kepada Reno semntara waktu. Sampai aku kembali dari Surabaya.

Sampai dirumah, aku jumpai suasana sepi. Lalu segera menuju ruang kerja. Ada beberapa dokumen yang harus aku selesaikan, untuk dibawa Ria besok pagi. Sedikit berkutat dengan berkas, membuatku lupa dengan waktu yang sudah menunjukkan jam 4 sore hari. Aku bereskan berkas, mengumpulkannya menjadi satu. Aku tandai setiap berkas, agar Ria mudah untuk memilahnya.

Selesai dengan hal itu, aku beranjak keluar menuju kamar. Aku buka pintu perlahan, menemukan Bella yang masih terlelap. Aku alihkan pandangan, pada meja kecil dekat meja rias, yang terdapat bekas makan siang. Mendekat ke ranjang, lalu menekan tombol untuk memanggil pelayan. Tidak lama pelayan datang membereskannya. Tanpa mempedulikan pelayan yang masih membereskan meja. Aku kecup kening Bella lama, menjaga dia agar tidak terbangun.

Aku instruksikan kepada pelayan tersebut. Sebelum meninggalkan kamar, untuk mengemasi barangku dan Bella, sekaligus ke-4 bayiku. Karena besok pagi kami harus ke Surabaya. Aku perhatikan, sekilas dia mengangguk. Kemudian aku beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Awalnya aku hanya menempatkan bibi dirumah utama. Kini aku menambahkan beberapa pelayan untuk membantunya. Karena Bella masih dalam masa pemulihan.

Ketika aku keluar dari kamar ganti. Aku lihat Bella sudah terbangun, menyandarkan punggungnya dikepala ranjang. Dia agak terkejut, saat mengetahuiku sudah tiba dirumah dan baru selesai mandi.

"Mas sudah pulang?" tanyanya dengan pandangan hangat.

"Iya. Segeralah mandi, hari sudah sore." Kataku sembari mengusap rambut hitamnya. Melangkah mendekat, dia memeluk pinggangku erat. "Kamu rindu padaku hem?" Tanyaku seraya membalas memeluk kepalanya. Menenggalamkannya dalam dadaku.

Sejenak kami terdiam. Kemudian dia mulai melonggarkan pelukannya. Menatapku dengan pandangan teduh, yang menghangatkan dadaku.

"Mandi dulu ya." Perintahku, masih sambil mengusap rambutnya. Dia mengangguk singkat, lalu beranjak menuju kamar mandi.

Aku lihat beberapa tespeck tergeletak diatas nakas. Seringai nakalku muncul. Terdengar deringan tablet mengalihkan perhatianku dari tespeck tersebut. Aku hampiri sofa, membuka tas kerjaku. Mengambil tablet, lalu mendudukan diriku. Aku membuka email dari Reno. Fokus dengan pekerjaan, aku tak sadar Bella sudah menyimpan tas kerjaku.

Aku amati Bella masih mengeringkan rambutnya. Tubuhnya masih terbalut handuk, yang hanya menutupi sampai paha atasnya. Aku letakkan tablet, lalu beranjak mendekatinya. Aku ambil alih handuk di atas kepalanya. Kemudian mulai menggosok rambut panjangnya.

"Besok mas ada perjalanan bisnis ke surabaya. Mungkin akan memakan waktu cukup lama. Kamu harus ikut, karena Mas tidak ingin berjauhan denganmu."

"Kenapa begitu mendadak mas?" aku tahu dia menatapku dari pantulan kaca. Tapi aku masih fokus mengeringkan rambutnya.

"Maaf ya, Mas baru kasih tahu sekarang. Bayi-bayi kita juga akan ikut bersama baby sisternya. Mungkin tidak semua, karena dirumah hanya akan ada Kara dan Andin. Yang akan mengurus dan memperhatikan Anak-anak. Jadi Fani akan tetap disini, menemani Amira. Agar tidak terlalu kesepian." Jelasku tenang dan terencana.

"Berapa lama Mas?" tanyanya pelan tersirat kecemasan dalam suaranya.

"5 bulan atau bisa lebih dari itu. Kamu tidak perlu kawatir, orang tua kita akan sering berkunjung. Membawa anak-anak menginap, jika mereka bosan. Aku juga sudah memerintahkan beberapa penjaga. Agar dapat mengawasi mereka dari jauh setiap saat." Terdengar helaan napas darinya, tapi dia hanya diam. "Jangan cemas oke." Ujarku menenangkannya.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang