29

11K 167 0
                                    

POV Bella

Saat ini aku sedang mengawasi kedua jagoanku. Bermain di taman sisi selatan rumah. Sambil menunggu guru les yang akan mengajari mereka berenang. Minggu lalu, mereka sempat diajari oleh Mas Rengga. Karena Mas Rengga juga belum tahu, kapan lagi bisa mengajari. Akhirnya aku berinisiatif memanggil guru les renang kerumah. Hal tersebut disetujui olehnya.

Hari ini Ibu dan Mama akan mampir ke rumah. Katanya sudah pada kangen dengan si kembar. Ketika bibi mengantar seorang pria, sekitar awal 20-an. Aku pastikan, dia adalah guru berenang anak-anakku. Aku jabat tangannya lalu mempersilahkan duduk. Bibi dengan sigap mengantarkan minum juga camilan.

"Oh ya, sebelumnya saya hanya berkomunikasi dari lembaga saja. Belum mengenal anda secara langsung. Perkenalkan nama saya Bella Swastika. Cukup dipanggil Bella saja," ujarku seraya tersenyum lembut. "Karena kesibukan suami saya. Makanya saya berinisiatif memanggil guru untuk putra kembar saya," kataku melanjutkan.

"Perkenalkan saya Pratama Yoga. Biasa dipanggil Yoga. Ah ya bu, memang kesibukan kerja lebih banyak menyita waktu," balasnya setengah terkekeh.

"Mereka kembar tidak identik. Mereka akan tetap diawasi oleh pengasuhnya. Sebab saya sedang mengandung. Makanya saya tidak bisa ikut serta mengawasi mereka," ucapku masih mempertahankan senyum di bibirku.

"Kalau begitu saya akan menghampiri mereka dulu Bu," pamit Yoga. Beranjak menghampiri anak-anakku.

"Ya silahkan," balasku singkat.

Setelah yoga berlalu. Lalu aku nikmati teh hangat, sembari mengawasi mereka dari jauh. Aku taksir, mungkin Yoga hanya berbeda 4-5 tahun dariku.

Aku dengar suara mobil diluar. Bangkit perlahan, untuk memastikan itu Ibu dan Mama. Dugaanku benar. Aku sambut mereka dengan senyuman manis. Mengarakan mereka kesofa dekat kolam. Agar lebih jelas melihat cucu-cucunya belajar berenang.

"Ah sayang, ternyata kandunganmu sudah sebesar ini," ujar Mama. Sambil mengusap perut besarku.

"Iya Ma," balasku singkat. Seraya tersenyum lembut.

"Jadi Bel, perkiraannya kapan?" Tanya ibu

"Sekitar 3-4 minggu lagi Bu," jawabku. Masih menyunggingkan senyum.

"Tak terasa kamu sudah mau melahirkan lagi Bel," ucap Ibu. Memandangi perut besarku. "Apakah kembar lagi?" tanyanya.

"Tidak Bu. Hanya saja, produksi air ketuban meningkat. Jadilah perut Bella seperti mengandung bayi kembar," ungkapku menjelaskan.

"Apa itu berbahaya?" tanya Mama cemas.

"Kata Dokter Andre tidak mempengaruhi bayiku Ma," jawabku tenang.

Obrolan mengalir begitu saja. Ibu dan Mama memberikan wejangannya, mengenai anak dan bayi. Mulai dari merawat sampai asupan untuk mereka. Tanpa terasa, kelas renang anak-anakku selesai. Mereka langsung dibawa Kara dan Andin ke kamar untuk mandi dan ganti baju.

Aku pamit kekamar anak-anakku. Sedangkan Ibu dan Mama masih asik berbicara dengan Yoga. Aku sudah berpesan pada bibi, untuk segera menyiapkan makan siang. Dan berpesan untuk mengajak Yoga dalam makan siang ini. Karena kemungkinan, aku tidak bisa menemani mereka. Aku harus menyuapi, menyusui dan menidurkan kedua jagoanku.

Dengan sebelah tangan menahan perut. Aku berjalan perlahan ke ruang bermain mereka. Aku lihat mereka sudah didudukan di highchair. Aku duduk perlahan, berhadapan dengan mereka. Mengambil bubur tim, yang sudah disiapkan bibi sebelumnya. Aku suapi mereka bergantian.

Mungkin karena kelelahan, jadi mereka makan dengan lahap. Setelah selesai aku suruh Kara dan Andin untuk menggendong keduanya, ke kamar masing-masing. Ketika membereskan sisa makan kedua jagoanku. Sebuah lengan kekar melingkari perut bawahku. Aku sedikit terkejut kemudian berbalik.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang