58

5.5K 102 14
                                    

POV Rengga

Aku masih terus bergerak cepat, hingga kami meraih klimaks bersama.

"Ahkkkkk hhh Mas," teriak Bella yang aku peluk dari belakang.

"Hah, hhh nikmat sayang," aku mengatur napas setelah klimaks yang luar biasa.

Kami masih dalam keadaan yang menyatu. Sampai aku putar kran shower, membuat kami sama-sama basah oleh kucuran air. Kami menyelesaikan mandi lebih lama. Karena aku yang sudah tidak tahan menahan hasrat untuk berada didalamnya.

Tubuh mulusnya selalu membuatku lupa diri. Setelah beberapa kali mengandung dan melahirkan, tidak tampak perubahan signifikan pada tubuhnya. Hanya beberapa bagian seperti pantat yang semakin berbentuk dan padat. Payudara besar, yang sudah tidak muat dalam tangkupan telapak tanganku. Bentuk bulat, besar seperti apel segar, yang siap untuk dinikmati.

"Ehm.." desah Bella tak tertahan, ketika aku kembali bergerak dibelakangnya.

Ini masih jam 5 pagi dan kamar mandi sudah begitu panas oleh aura percintaan kami. Anak-anak masih terlelap, saat aku menyeret Bella ke dalam kamar mandi.

"Arrggh, kamu sempit sayangghhh," erangku sembari menghujam dalam liang hangatnya.

Walau kami sama-sama basah oleh air yang berjatuhan. Tapi aku merasa begitu panas oleh gairah ini.

"Uh, oughhh ahhh," kembali Bella keluar, yang membuatku semakin cepat mengahujamnya. "Hem , masssshhh hhh."

"Bersama sayang," sesaat terasa badan kami sama-sama bergetar, menerima puncak yang memenuhi rahimnya.

"Ehmm, ahhhhh.." desah Bella panjang menerima semburan spermaku.

"Jangan banyak bergerak sayang," ucapku disamping telinganya. "Tampung semua benihku." Kami sama-sama berhenti sejenak, untuk menormalkan napas. Lalu dengan perlahan aku lepas penyatuan kami.

"Ehm,"

Aku balik badannya, lalu meraup bibir ranumnya lembut. Aku lepaskan ciuman tersebut, saling menempelkan kening kami. Kemudian tersenyum, melihat pipinya yang merona dibawa guyuran air. Selanjutnya kami sama-sama saling membersihkan diri. Dan baru keluar, setengah 7. Tepat 2 jam sebelum keberangkatan kami. Anak-anak masih sibuk dikamar adiknya. Selagi aku menganggu Bella di dapur.

"Mas, nanti sarapan tidak kunjung siap. Kalau kamu ganggu aku terus kayak gini,"

Aku terkekeh, melihat raut kesalnya yang menggemaskan. Aku kembali mencium dan menghisap lehernya. Tak peduli dengan pelayan atau bibi yang akan memergoki kami. Karena mereka sudah sibuk, untuk mengemasi barangku dan Bella. Juga bayi-bayiku yang juga ikut dalam perjalanan ini.

"Ehm.." lenguhnya lirih, ketika aku menggoda klitorisnya dari balik dress.

Aku tersenyum puas, melihatnya kembali terangsang oleh sentuhanku. Setelah mati-matian mengacuhkan sentuhanku. Aku hentikan aksiku, ketika Aldo menghampiriku. Segera saja aku gendong dia. Meninggalkan Bella yang masih berkutat dengan masakannya.

Setengah jam kemudian, kami sarapan bersama. Dengan menu spesial, yang khusus dimasak sendiri oleh Bella. Setelah berhasil membujukku untuk diperbolehkan memasak.

POV Bella

Kami sudah ada dibandara, setelah hampir satu jam terjebak macet diperjalanan. Mas Rengga menggunakan pesawat pribadi, yang hanya melayani keluarganya. Aku baru tahu, kalau suamiku sekaya ini. Aku masih menganggap, kalau suamiku hanya pewaris usaha perusahaan keluarga yang berjalan dibidang publishing. Ternyata lebih dari itu, aku masih belum terlalu mengenalnya.

For HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang