-
-
-Waktu menunjukan pukul 20.00
Askara masih menugas di ruangan kantor papahnya, di temani Detra.Detra asik minum sendirian, menunggu Askara selesai kerjanya. "Varo, Rega pada malming kali ye," ucap Detra memecah keheningan..
"Mungkin,"
"Ahahha malming nya di rumah, sama guling." lanjut Detra membuat Askara tertawa kecil "Nasib gak ada cewek," ujar Askara.
Ceklek
Pintu ruangan terbuka seseorang masuk kedalam ruangan itu. Detra menatap gadis yang baru saja masuk tanpa berkedip sekali pun "Ini buat lo, good night." Gadis itu mengusap rambut Askara dengan lembut lalu pergi keluar dari ruangan Askara.
"Anjir, berani dia pegang suami orang." celetuk Detra.
Askara terdiam kaku, ia menatap Detra
"Siapa tu cewek?" Detra beranjak dari tempatnya menuju Askara "Wilona." jawab Askara."Gue inget, tu cewek kemaren ketemu sama kita di warung kan?"
Askara mengangguk kepalanya. Detra mengambil kotak makanan Askara yang di beri Wilona tadi.
"Buat lo aja Det, gue gak laper."
"Iyah, gue makan."
Askara menutup laptopnya, merapikan tumpukan kertas yang berserakan di atas meja.
"Balik naik apa lo?"
"Naik taksi aja," jawab Askara.
"Oke lah,"
"Yu." Askara mengambil satu botol bir.
Askara dan Detra berjalan keluar dari ruangan kantor. Seisi kantor sudah sepi, hanya ada beberapa pekerja saja di sana.
"Mending lp balik sama gue, gue anter lo."
"Oh oke lah."
Detra naik keatas motornya, di ikuti Askara. Malam ini, Askara tak membawa kendaraan. Jadi ia nebeng dengan Detra.
Mereka sedang dalam perjalanan pulang. Askara meleguk minumnya seperti orang kehausan.
"Aurora jam segini udah tidur?" tanya Detra dk sela-sela mengendarai motornya.
"Belum, suka nunggu setau gue," jawab Askara.
Sampailah di rumah Askara, Askara turun dari motor Detra "Makasi Det ..makasi...," Askara menepuk-nepuk bahu Detra.
"Iyeh,"
Detra melaju pergi, Askara berjalan menuju kedalam rumah dengan cara jalannya sedikit oleng. Askara sudah terperngaruh minuman bir.
Askara membuka pintu rumahnya melangkah masuk, dan menutup pintunya. "Ra!?" panggil Askara.
Hening tak ada Respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA AURORA [END]
JugendliteraturTerpaksa menerima perjodohan, terpaksa pula menikah demi melunasi hutang kedua orang tua. apa bisa Aurora hidup bersama Askara? pria songong, sombong kasar dan tempramen. apa bisa Aurora bertahan? Aurora yang selalu di anggap sebelah mata oleh Askar...