Hai... Selamat membaca jangan lupa vote setelah membaca👐
_
_
_
Sinar matahari pagi menyorot masuk kedalam kamar, Aurora sudah bangun dari subuh,sekarang waktu menunjukan pukul 06.20 tapi Askara belum bangun juga, padahal hari ini dia harus kesekolah.
Aurora gengsi membangunkan Askara, ia masih tidak mood berbicara dengan pria itu.
Aurora berdiri, di dapur sambil memegangi satu gelas susu putih. Ia melamunAskara terusik dari tidurnya, kala sinar matahari menyorot ke wajah nya, pelahan ia terbangun dari kasur.
Melihat ke sebelah nya, Aurora tidak ada.
"AURORA." Ekpresi Askara sedikit panik saat melihat sebelah tempat tidurnya kosong, ia berpikir Aurora itu pergi.Askara melangkah kaki keluar dari kamar, langkah nya menuruni tangga menuju ke lantai bawah dengan terburu-buru.
Askara mencari Aurora di sekitar ruangan, belum kepikiran ia mencari ke dapur.
"Ra." Panggilnya
Kali ini, arah nya mencari Aurora ke arah dapur, seketika langkah nya terhenti dan Askara terdiam di tempat. Aurora di dapur, sial perempuan itu sudah membuat nya panik.
"Ko gak bangunin aku." Ucap Askara
Aurora menoleh ke arah sumber suara.
"Di bangunin nanti marah,"
Askara menatap Aurora jengah.
"Jadi istri itu, sigap dikit. Wilona aja bangunin aku dia sampe telpon aku berkali-kali, padahal dia orang lain.""Kamu sekarang bandingin aku sama selingkuhan kamu? yaudah sana kamu nikah sama dia."
"Ngelawan." Hardik Askara
"Aku ngomong bener kan? gak ada yang salah, kalau kamu merasa aku gak sigap jadi istri, Wilona kamu nikahin."
"Berisik! nikah itu cuma sekali ra. hidup juga sekali." Timpal Askara
"Itu kamu tau, tapi kenapa kamu-"
Aurora menggantung ucapan nya, Askara tiba-tiba pergi begitu saja.
Singkat waktu saja, kini Askara rapi dengan baju seragam sekolah nya.
"Percuma masak di makan nggak."
"Aku mau makan sama Wilona, di luar di kantin juga bisa."
"Tadi bilang ke aku, jadi istri itu harus sigap dikit. sekarang aku tanya bisa nggak, hargain aku? aku bangun pagi-pagi masakin ini semuanya buat kamu, tapi kamu milih makan di luar."
"Aku lagi males makan."
Askara kehabisan kata-kata Aurora sekarang pandai membuat dirinya mati kutu. Aurora tidak seperti dulu yang pendiam dan iya iya saja.
"Hari ini aku mau ke rumah orang tua aku, aku mungkin pulang sedikit telat."
"Gak. gak ada keluar-keluar rumah, tanpa aku." Pekik Askara
"Aku kangen sama mamah aku,"
"Tunggu aku pulang sekolah, baru kamu bisa ketemu mamah kamu."
Aurora sabar.
"Egois."
"Ya aku egois, udah jangan banyak omong. aku mau berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA AURORA [END]
Roman pour AdolescentsTerpaksa menerima perjodohan, terpaksa pula menikah demi melunasi hutang kedua orang tua. apa bisa Aurora hidup bersama Askara? pria songong, sombong kasar dan tempramen. apa bisa Aurora bertahan? Aurora yang selalu di anggap sebelah mata oleh Askar...