Jangan lupa vote ya guys..
Mohon maaf kalau ada typo nya,kalau ada typo di komen ya biar aku perbaiki..
__
_
Askara bangun lebih awal, ia dan Rino juga Aurora akan pergi menemui Wilona dan Leo di kantor polisi. Rino mendapatkan info dari kantor polisi, bahwa dua orang itu ingin bertemu Rino, Aurora dan Askara untuk trakhir kalinya. pihak kepolisian awalnya menolak, namun karna Leo terus memohon pada akhirnya polisi mengizinkan. Askara, Aurora juga Rino di tunggu kehadiran oleh Wilona dan Leo.
Waktu menunjukan pukul tujuh pagi.
di lantai bawah tepatnya meja makan, Rino dan Reta sedang sarapan pagi bersama. sementara Askara sengaja ia tidak makan bareng keluarganya, karna ia menunggu Aurora bangun tidur. Aurora sangat pulas tidurnyaAskara rapi dengan kaos hitam, yang di baluti jaket hitamnya ia berdiri di dekat jendala kamar, melihat pemandangan dari jendela.
Sinar matahari pagi yang menyorot masuk kedalam kamar membuat wajah Aurora silau terkena sorot sinar matahari. Aurora melek, yang ia lihat pertama adalah suaminya berdiri di dekat jendela.
"Askara," Panggil Aurora suara nya khas bangun tidur.
Askara menoleh ke arah sumber suara, ia tersenyum manis melihat istrinya sudah bangun dari tidurnya. Askara berjalan ke arah kasur, kemudian ia duduk di tepian kasur dekat Aurora.
"Pagi, Ra." Sapa Askara
Aurora merubah posisinya menjadi duduk
Ia menatap Askara dan.."Selamat pagi juga, Askara." Sapa balik Aurora, ia tersenyum tipis pada suaminya.
Askara menyelip kan helaian rambut ke duan telinga Aurora yang sedikit menutupi wajah Aurora.
"Rambutnya ganggu," Tutur Askara
"Gak papa rambut yang ganggu, dari pada cowok lain yang ganggu. boleh?"
"Gak boleh." Tungkas Askara
"Siapa pun yang berani rebut Aurora dari Askara, siap mati." Ucap Askara.
"Jangan jadi pembunuh, gak baik."
"Aku serius Ra, siapa pun yang berani sentuh istri aku, berani rebut punya aku. dia siap mati aja," lanjut Askara.
Aurora mengusap wajah mulus Askara.
"Mandi, aku tunggu di bawah ya papah dari tadi nunggu kamu bangun, kebo banget si Ra""Loh, papah gak kerja? kenapa nunggu aku bangun?" Aurora bertanya-tanya.
"Ada telpon dari kantor polisi, Wilona dan om Leo minta kita sana temuin mereka. kata mereka si pertemuan terakhir kalinya, dan ada yang mau di sampein ke kita. jujur aku males kesana, karna aku udah gak mau liat wajah mereka lagi, tapi papah kekeh dia maksa aku untuk kesana, sama kamu juga." Panjang lebar Askara menjawab pertanyaan Aurora.
"Maaf, aku gak tau jadi aku bangun telat."
"Gak papa, telpon nya juga dadakan, yang."
Aurora pelahan beranjak dari ranjang, perut Aurora sudah buncit dan semakin membesar. Askara melihat nya saja was-was
Askara beranjak dari kasur juga, ia menghampiri Aurora
"Kamu kemana?" Tanya Aurora
"Aku kasian liat kamu kayanya berat ya? aku gendong kamu sampe kamar mandi."
Aurora terkekeh kecil.
"Gak usah, udah biasa emang berat dalam nya,""Tu, udah ya aku gendong kamu. sini" Askara pelahan mengangkat tubuh Aurora ia menggendong Aurora Ala bridal style.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA AURORA [END]
Teen FictionTerpaksa menerima perjodohan, terpaksa pula menikah demi melunasi hutang kedua orang tua. apa bisa Aurora hidup bersama Askara? pria songong, sombong kasar dan tempramen. apa bisa Aurora bertahan? Aurora yang selalu di anggap sebelah mata oleh Askar...