"Ada yang ingin bertemu dengan kamu. silahkan temui, kami beri waktu selama 15menit." Ucap polisi, Askara mengangguk. polisi itu membuka jeruji besi, Askara keluar.
"Ayo ikut saya."
"Hm."
Askara mengikuti arah polisi, sampai di tempat pengujungan. Askara melihat Aurora.
Aurora berjalan ke arah Askara, ia langsung saja memeluk Askara dengan lembut.
Askara mengusap-usap punggung Aurora dengan lembut.
Tak lama, keduanya melepaskan pelukan mereka.
Askara mengajak Aurora duduk, mereka pun duduk bersebelahan.
"Udah makan?" Tanya Aurora.
"Belum."
"Aku bawa makan, sengaja buat kamu. aku kepikiran kamu terus" Aurora membuka tas jinjingan nya. ia mengeluarkan kotak makan dan air.
"Makasi ya Ra." Ucap Askara
"Udah tugas aku,"
"Mata istri aku kenapa sembab, hm?kamu nangis berapa jam?"
Aurora hanya diam, dengan wajah menggemaskan bagi Askara. Aurora diam dengan ekspresi datar saja itu sudah gemas. Askara nyengir "Makan, aku suapin ya."
"Iya."
Aurora menyuapi Askara makan.
Askara mengunyah makan nya, Aurora tersenyum tipis melihat askara."Kasian banget Askara, kenapa semua nya jadi kaya gini." Ucap Aurora dalam hati.
Askara tak sengaja menatap Aurora.
"Ra?""Hm?"
"Kenapa liatin aku kaya gitu?"
"Ngga,"
"Oh ya kamu kesini sendiri?"
"Fa-fajar yang anter." Kata Aurora gugup, ia takut jika Askara marah mendengar nama Fajar.
"Oh. kemana dia? kok gak masuk."
"Dia gak mau ganggu aku sama kamu, jadi dia nunggu di luar."
"Oh."
"Jangan marah, niat dia cuma bantu kok."
"Gak marah, gak marah sama sekali. aku justru makasi sama dia karna udah anter kamu ke sini."
Aurora tersenyum.
"Aku udah makan nya, mau ngobrol sama kamu sepauas nya."
"Gak mau makan lagi?"
"Gak." Askara menutup kotak makannya
"Jadi mau ngobrol apa?"
"Ehm. pertama aku seneng kamu percaya sama aku, yang kedua..em selagi aku disini, kamu jaga kesehatan. aku gak bisa temenin kamu cek kandungan, gak bisa perhatiin kamu setiap saat."
"Aku bakalan jaga kandungan ini baik-baik, kamu tenang aja. kamu gak akan lama kan disini? nanti kalau aku mau lahiran anak kamu, kamu ada kan temenin aku?"
"Ada dong, masa si aku biarin istri aku sendirian. aku juga mau adzanin anak aku nanti."
Aurora tersenyum.
Askara mengusap perut aurora.
"Udah masuk berapa bulan?" Tanya Askara."6 bulan,"
Kurang lebih usia kandungan nya segitu ya.
"Kaya balon,gede."
Aurora nyengir.
"Kan ada isinya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA AURORA [END]
Teen FictionTerpaksa menerima perjodohan, terpaksa pula menikah demi melunasi hutang kedua orang tua. apa bisa Aurora hidup bersama Askara? pria songong, sombong kasar dan tempramen. apa bisa Aurora bertahan? Aurora yang selalu di anggap sebelah mata oleh Askar...