8•Peraturan

8.7K 558 17
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

"Satu! Dua!Tiga! Selanjutnya kalian hitung sendiri." ujar Bu Devi.

Keempat pelajar yang sedang menjalani hukuman dari bu Devi pun melajutkan hitungan mereka sambil push up.

Lagi-lagi, Rigor membuat masalah di kelas. Akibatnya mereka kena hukum dari bu Devi killer gentong. badanya nya lebar dan besar adalah ciri khas bu Devi.

"bu capek bu." keluh Varo.

"Ibu tidak peduli. Suruh siapa, berulah sama ibu, semua fokus kerjain ulangan, kalian malah pada ngobrol nggak ngerjain tugas, ih indah sekali kalian" ujar bu Devi.

"Indahin aja bu..., aduh titid ku lemes nih bu dari tadi naik atas bawah gubrak ke aspal berkali-kali."

"Hei! shht... jangan ucap alat kelamin kamu keras-keras, Rega. malu banyak wanita nanti kalo mereke mendengar nya bagaimana, cukup ibu saja. "

"pppftt-lemes dan letoy." lanjut Detra.

Mereka terbahak mendengar ucapan Detra. Bu Devi mana paham, apa maksud mereka.
"10lagi ayo-ayo... Jangan pada ngobrol."

"Satu!" hitung Rega.

"Dua!" hitung Askara.

"Tiga!" hitung Detra.

"Empat! lima! enam! tujuh!" hitung Varo.

"Delapan! Sembilan! Sepuluh aku luluh!" hitung Detra, di soraki para gadis yang melihatnya.

Mereka selesai menjalani hukuman.

"Lah, ngapa njir? Kok pada nyorakin gue." Celetuk Detra. Ketiga temannya mendekekik bahu mereka menjawab tidak tau.

"Silahkan kalian minum, istirahat. Lain kali, jangan di ulang lagi ya. Siap?"

"SIAAP!!" Teriak keempat cowok itu.

Bu Devi mengancung satu jempol nya kemudian berjalan pergi dari lapangan.

"Ha... Capek njir," keluh Rega.

Mereka berempat tepar duduk di aspal lapangan. "Jenita! oii bagi minum dong!" teriak Detra mengarah kepada Jenita di depan kelas.

"Beli aja sendiri!" sahut Jenita.

"Ooooo sayang kamu pelit sayang!" teriak Detra.

"Ka Detra fucky boy ooooooo!" teriak para gadis di sebrang sana.

Ketiga teman Detra terbahak tawa mendengar sorakan para gadis di tepian lapangan "Salah mulu heran." celetu Detra.

Tatapan Askara menajam kala melihat Fajar bersama Aurora di kelas Lab atas.
"Kemaren dia minta gue minta maaf sama Fajar tapi sekarang dia deketin Fajar. Ini lo nantangin gue Ra, lo mancing gue." batin Askara.

ASKARA AURORA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang